Sampai kemarin pembicaraan di sana masih sekitar strategi Tokai. Yakni pelari seperti apa yang ditempatkan di urutan berapa.
Strategi Ghosn tidak penting.
Yang juga lebih penting adalah membicarakan serunya final lomba nyanyi Merah-Putih.
Inilah lomba nyanyi paling legendaris. Tahun ini sudah yang ke-70. Lomba ini dimulai ketika saya lahir: tahun 1951.
Baca Juga:Jembatan Ciasem Ambruk Diterjang Derasnya Aliran Sungai CilamayaKades Minta BBWS dan PJT Perbaiki Pintu Air
Yang diadu adalah penyanyi paling top pria dan paling top wanita. Masing-masing harus membentuk tim sebanyak 25 orang.
Tim Merah (wanita) melawan tim Putih (pria).
Dewan jurinya hebat-hebat. Pemirsa televisi dilibatkan –menilai lewat ponsel.
Minggu lalu itu regu Merah dipimpin penyanyi top yang juga foto model: Haruka Ayase.
Sedang regu putih dipimpin penyanyi, bintang film, pencipta lagu dan pemusik: Sho Sakurai dengan grup band Arashi.
Mereka diadu dalam pertunjukan selama 4,5 jam. Final ini berlangsung tepat ketika Ghosn melarikan diri. Malam itu 70 persen orang Jepang di depan TV terlibat di acara ini.
Malam itu Tim Putih yang menang. Lagunya, aksi panggungnya, suaranya mengalahkan tim putri.
Tahun depan masih akan ada Hakone Ekiden dan Kouhaku Uta Gassen.
Tapi apakah Ghosn masih perlu lari lagi?