Oleh: Dahlan Iskan
Tinggal satu pertanyaan: Carlos Ghosn dimasukkan kotak alat musik atau tidak.
Selebihnya kini sudah jelas.
Mantan CEO Nissan-Renault-Mitsubishi itu ternyata menyewa ahli sekuriti. Untuk mengatur pelariannya dari Jepang 30 Desember lalu.
Salah satunya mantan tentara Amerika Serikat.
Tentang pesawat yang dipakai lari juga sudah jelas: pesawat sewaan. Dari perusahaan penerbangan carter. Milik swasta Turki.
Nama perusahaan itu MNG Jet Airlines.
Baca Juga:KONI Siapkan Pakta Integritas untuk PengurusJalan Penghubung Bantarsari-Cirangkong Rusak Parah
Yang menyewa bukan Carlos Ghosn. Tapi dua orang yang namanya beda sekali.
Yang satu orang menyewa pesawat jet jenis Global 5000 bikinan Bombardier Kanada. Pesawat ini cukup longgar untuk diisi 12 orang. Pun dengan susunan tempat duduk VIP.
MNG Jet memang punya pesawat jenis itu. Tapi sedang ‘mangkal’ di Dubai.
Maka yang satu orang itu menyewanya dari Dubai ke Osaka. Untuk membawa ‘barang’ dari Osaka ke Istanbul, Turki.
Di bandara Kansai Osaka pesawat hanya berhenti sebentar. Hanya untuk mengisi bahan bakar. Dan menaikkan ‘barang’ itu.
Jenis pesawat Global 5000 memang bisa terbang sampai 11.000 Km. Jarak Osaka-Istanbul tidak masalah.
Sewa pesawat jenis ini USD 10.000 per jam. Sehingga total sewanya hari itu sekitar Rp 1,3 miliar.
Baca Juga:Kadistarkim Sebut Banjir adalah Tanggung Jawab BersamaMasyarakat Subang Masih Rawan Pangan
Nilai segitu tentu bukan uang banyak untuk kelas CEO seperti Ghosn.
Selain orang itu ada satu orang lagi yang juga menyewa pesawat milik MNG Jet Airlines.
Untuk jurusan pendek Istanbul-Lebanon. Hanya 2 jam penerbangan.
Yang disewa pun pesawat jet yang lebih kecil.
Pihak MNG Jet tidak tahu kalau dua penyewaan itu terhubung satu sama lainnya.
Perusahaan itu juga tidak tahu kalau ada ‘barang’ bernama Carlos Ghosn di dalamnya.
Orang seperti Ghosn sudah biasa menggunakan jasa pesawat pribadi seperti itu.
Ke mana-mana ia selalu menggunakan pesawat seperti itu. Saat menjadi CEO di Nissan-Mitsubishi-Renault.
Bagi perusahaan persewaan pesawat sendiri biasanya tidak peduli siapa penumpangnya. Yang penting pembayarannya sudah lunas.
Perlakuan imigrasinya pun khusus. Toh penumpang pesawat seperti itu biasanya kalangan VIP.
Apalagi kalau tidak ada nama Carlos Ghosn di daftar penumpangnya.
Dipilihnya bandara Osaka –dan bukan Haneda Tokyo– pasti dikaitkan dengan keamanan seperti itu.