Pindah Kelas Sempat Diprotes Orang Tua Siswa
PURWAKARTA-Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN 1 Malangnengah Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, berpindah tempat ke Kantor Desa Malangnengah akibat gedung sekolahnya rata dengan tanah dampak proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Terhitung mulai hari pertama semester kedua, ratusan siswa SDN 1 Malangnengah pun mulai belajar di kantor desa. Ini akan terus dilakukan hingga pembangunan gedung SD rampung dengan target enam bulan ke depan.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Purwakarta Purwanto angkat bicara terkait kondisi di SDN 1 Malangnengah tersebut. Menurutnya, Disdik meminta kepada pihak KCIC untuk menyelesaikan bangunan sekolah yang baru dalam waktu tiga bulan, terhitung sejak awal 2020 atau masa tahun ajaran semester kedua. “Untuk sekolah yang terdampak KCIC di Purwakarta hanya ini (Malangnengah),” ujar Purwanto di Tajug Gede Cilodong, Selasa (7/1).
Berdasarkan pantauan, tampak KBM di kantor desa berlangsung kurang nyaman. Para guru harus lebih mengeraskan suaranya agar dapat terdengar para murid. “Ya enggak apa-apa daripada anak-anak nggak belajar. Lagipula, anak-anak sudah biasa kok. Kalau di sekolah biasanya juga bising saat ada motor yang lewat,” ujarnya.
Baca Juga:Serapan APBD 2019 Capai 90,92 persenPolres Galang Dana untuk Korban Bencana Alam di Bogor
Purwanto menegaskan yang terpenting anak-anak bisa belajar dan bangunan baru bisa segera selesai. Meski begitu, Purwanto juga meminta pihak sekolah untuk tidak mengurangi jam belajar, melainkan mesti disiasati dengan cara pembagian waktu.
“Jam pembelajaran tak boleh berkurang dan pembangunan (bangunan baru) mesti sesuai keinginan kami,” kata Purwanto.
Ditemui di sela KBM, Wakil Kepala SDN 1 Malangnengah, Aja Sapja menyebutkan, dipindahnya KBM ke kantor desa sempat tak disetujui orang tua siswa. Namun pada akhirnya setelah diberikan pengertian, para orang tua siswa pun menyetujui proses pengalihan tempat KBM.
Aja mengungkapkan, jauh sebelum memindahkan KBM ke Kantor Desa Malangnengah, pihaknya sudah mendapatkan informasi tepatnya setahun lalu bahwa bangunan SD akan dirobohkan dan sementara belajar di kantor desa.
“Ya memang di sana (SDN 1 Malangnengah) berdiri di tanah milik desa dan kami seolah menumpang. Sekarang sambil menunggu bangunan baru di tanah relokasi, kami sementara belajar dahulu di kantor desa,” katanya.