Sampah Overload Terbawa Longsor
SUBANG-Sampah di TPA Panembong telah mencemari sungai Cileuleuy. Kondisi TPA yang sudah overload mengakibatkan sampah terbawa longsoran ke sungai Cileuleuy.
Petugas TPA Panembong, Rohman mengatakan saat musim hujan sampah terbawa ke sungai Cileuleuy. Sampah yang ke sungai bisa mencapai 6 ton ketika hujan lebat.
Dia membenarkan saat ini kondisi TPA Panembong sudah overload. Jika dulu sampah saat ditumpuk jauh dari gerbang TPA Panembong, sekarang semakin mendekati. “Setiap hujan pasti ada sampah yang terbawa ke sungai,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, Selasa (7/1).
Rohman menuturkan, saat ini tidak ada bronjong yang berfungsi untuk menahan longsoran sampah ke sungai. Sehingga wajar ketika hujan sampah terbawa ke sungai. “Dulu ada bronjong, tapi hanya kuat beberapa tahun. Sekarang bronjong sekarang sudah tidak ada,” katanya.
Sekretaris Forum Koordinasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (FKPDAS) Kabupaten Subang, Cece Rahman mengatakan sampah dari TPA Panembong tersebut jelas mencemari sungai. Sampah tersebut sangat berbahaya karena mengandung limbah B3. Limbah tersebut berasal dari domestik dan industri. “Meskipun air sungai Cileuleuy itu tidak dikonsumsi untuk diminum, itu jelas mencemari lingkungan dan masyarakat bisa terkena penyakit,” kata Cece.
Baca Juga:Kondisi Rusak, Tagana Usulkan Pengadaan Perahu KaretKomunitas Reptiler Aral CS Selamatkan Hewan Trenggiling
Dia menuturkan harus dibuatkan tembok penahan tebing (TPT) agar tidak terjadi longsoran di kawasan TPA Panembong. “Kalau pun ada rencana TPA Panembong akan dipindahkan tetap harus dibuat dulu TPT. Karena kalau dibiarkan sungai akan terus tercemar oleh sampah dari TPA Panambong,” jelasnya.
Manager Pendidikan Walhi Jabar, Haerudin Inas turut mengomentari persoalan TPA Panembong yang mencemari sungai. Perlu dicek kondisi TPA, apakah TPA tersebut secara luasan bertambah atau tidak. Jika tidak, bisa jadi itu menjadi masalah (overload), dan juga perlu di lihat apakah dalam mengelola sampah di TPA itu sudah sesuai kaidah kaidah yang ramah lingkungan atau tidak. “Jika tidak itu pun menjadi masalah dalam mekanisme pengelolaan sampah yang akhirnya menimbulkan masalah untuk kesehatan dan lingkungan,” jelasnya.
Dia mengatakan perkembangan Kabupaten Subang tidak terlepas dari pertambahan penduduk yang disertai dengan tingginya arus urbanisasi keperkotaan. Sehingga itu menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola. “Karena semakin banyak penduduk, semakin banyak sampah. Sampah ini banyak bisa jadi belum adanya kebijakan di daerah mengenai pengelolaan sampah, sehingga konsumtif pada produk yang akan menghasilkan sampah itu tidak terkendali,” ujarnya.