KARAWANG-Presiden Jokowi berkunjung ke Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1). Pakar politik internasional Obsatar Sinaga menilai, kunjungan Jokowi adalah sinyal sikap indonesia menjawab isu Natuna.
“Presiden ingin menunjukkan kepada Cina jika sikap Indonesia tegas terhadap urusan Natuna,” kata Obsatar saat ditemui usai MOU antara Universitas Buana Perjuangan Karawang dengan Universitas Widyatama, Rabu (8/1).
Rektor Universitas Widyatama itu menilai kunjungan Jokowi bakal berdampak pada persoalan Natuna. Sebab, dengan kunjungan itu, Cina dan masyarakat dunia diberi pesan jika Natuna adalah wilayah Indonesia.
Baca Juga:Dampak Banjir, 80% Barang Tak TerselamatkanKelurahan Parung Buka Suara, Tanggapi Peristiwa Pembacokan
“Natuna telah masuk zona ekonomi eksklusif Indonesia. Berarti sudah disepakati secara internasional,” kata Obsatar.
Adapun anggapan Cina jika perairan Natuna masuk Nine Dash Line, Obsatar menilai klaim itu lemah. Nine Dash Line adalah zona sejauh dua juta kilometer persegi yang membentang hingga perairan Malaysia, Vietnam, Filipina dan Natuna.
“Kalau benar Cina punya hak tradisional, hanya nelayan yang datang. Tapi ini kan ada guard atau pasukan. Itu menyalahi aturan,” tegas Obsatar.
Obsatar menilai, selain memberi sinyal, kedatangan Jokowi perlu disikapi dengan lebih tegas. Termasuk menenggelamkan kapal.
“Saya sangat setuju langkah Bu Susi, tenggelamkan kapal asing, termasuk kapal nelayan Cina yang masuk ke Natuna,” tutur Obsatar.(aef/dan)