Oleh: Dahlan Iskan
Greg Kelly lebih menyesal dari Carlos Ghosn. Greg sebenarnya sudah tidak mau balik ke Jepang.
Toh orang Amerika ini sudah diberhentikan dari direksi Nissan –bersamaan dengan berhentinya Ghosn sebagai CEO-nya.
Tapi direksi baru Nissan masih memanggil Greg. Untuk rapat terakhir direksi baru dengan direksi lama.
Baca Juga:Pelajar SMP Kena Sabetan Clurit di KepalaDisnakertrans Ingatkan Perusahaan Bandel
Greg menjawab: tidak bisa hadir. Alasannya, ia lagi sakit. Lehernya bermasalah. Perlu segera menjalani operasi saraf leher.
Greg mengatakan tidak kuat untuk terbang jauh. Sakit lehernya bisa semakin parah.
Direksi baru Nissan merayunya terus. Bahkan menyediakan pesawat carter untuk Amerika-Tokyo.
Greg pun berangkat ke Tokyo.
Setiba di bandara ia ditangkap.
Persis seperti Ghosn. Yang semula juga tidak mau ke Jepang. Hanya karena merasa tidak bersalah Ghosn terbang juga ke Tokyo.
Dengan pesawat carter.
Sampai di bandara Tokyo Ghosn ditangkap.
Kini Ghosn sudah di Lebanon. Tinggal Greg yang masih di Tokyo –menghadapi sidang pengadilan. Entah bisa dimulai kapan.
Greg sempat ditahan satu bulan. Statusnya kini tahanan rumah –dengan ketentuan tidak seketat Ghosn.
Tapi sakit lehernya tidak sembuh. Akhirnya Greg, 62 tahun, menjalani operasi leher di Tokyo –dalam status tahanan.
Baca Juga:Caina Tambakmekar jadi Unggulan BUMDesPadat Karya Normalisasi Kali Mataram
Istri Greg yang harus bolak-balik Amerika-Jepang. Sang isteri, Donna, menjadi punya dua tanggungan: suaminya ditahan di Jepang dan putrinya lagi hamil tua.
Setelah sang putri melahirkan, Dee –panggilan Donna– ambil putusan: sekolah bahasa Jepang di Tokyo.
Dee ingin bisa lebih memahami kasus suaminya –dalam bahasa Jepang. Juga agar bisa mendapat visa belajar. Dengan visa itu Dee bisa tinggal di Jepang selama setahun. Untuk terus mendampingi suaminya.
Greg tentu tidak sekaya Ghosn. Yang bisa menyewa jasa security untuk melarikan diri.
Maka muncullah humor elit.
“Lain kali eksekutif asing yang bekerja di Jepang harus punya asuransi untuk biaya melarikan diri,” gurau kalangan eksekutif di sana.
Ghosn dan Greg bukan satu-satunya konflik eksekutif asing di Jepang. Sudah banyak terjadi ketidakharmonisan antara eksekutif asing dan eksekutif lokal.
Eksekutif lokal biasanya iri atas bayaran rekan mereka dari Barat. Padahal yang bekerja ya mereka-mereka yang lokal itu.