Solidaritas anak muda itu merembet ke Taiwan. Sikap anti-Tiongkok menjalar ke sana.
Itu sangat menguntungkan lawan Han –yang setahun lalu kalah telak di pilkada serentak.
Tsai Ing-wen, wanita yang kalah itu, mendadak naik daun. Dialah simbol sentimen anti-Tiongkok di Taiwan.
Baca Juga:Wabup Minta Korban Banjir SabarDiduga Sopir Ngantuk, Minibus Tabrak Truk
Itu dia tunjukkan selama menjabat sebagai Presiden Taiwan sejak 5 tahun lalu.
Selama Tsai Ing-wen menjadi presiden itulah hubungan Taiwan-Tiongkok sangat tegang. Tiongkok sampai mengetatkan izin kunjungan turisnya ke Taiwan.
Ekonomi Taiwan menjadi sulit. Pertumbuhan ekonominya hanya 2,7 persen. Upah buruh memang naik tapi kalah dengan kenaikan inflasi.
Tingkat upah buruh sekarang ini hanya sama dengan 16 tahun lalu.
Itulah yang membuat orang Taiwan memalingkan idolanya ke Han Kuo-yu. Partainyi DPP pun kalah total di pilkada serentak.
Tapi lantas ada ‘rejeki Hongkong’.
Anak-anak muda Taiwan kini memihak ke Tsai Ing-wen. Apalagi wanita pertama yang jadi presiden Taiwan ini berani melawan Xi Jinping.
Tahun lalu, dalam pidato tahun barunya, Xi Jinping memang menyinggung soal Taiwan. Yang harus menerima konsep Satu Negara Dua Sistem.
Seperti Hongkong.
Yakni berada dalam satu negara Tiongkok tapi boleh meneruskan sistem yang selama ini sudah berlaku di Taiwan. Termasuk sistem demokrasinya.
Baca Juga:Tambah Area Resapan Air, Polsek Pusakanagara bersama Muspika Tanam ratusan PohonPolres Purwakarta Peduli Penghijauan
Tsai Ing-wen langsung mengeluarkan pernyataan: menolak isi pidato Xi Jinping itu.
Tiongkok memang menganggap Taiwan salah satu provinsinya.
Taiwan sendiri menganggap Taipei adalah ibu kota sementara Tiongkok –kelak akan merebut kembali seluruh daratan yang dulu ditinggalkannya. Saat kalah perang sipil lawan komunis di tahun 1949. Setelah kelak berhasil merebut daratan barulah ibu kotanya pindah ke Beijing lagi.
Karena itu sampai sekarang mereka menyebut Taiwan sebagai Republic of China –bukan Republic of Taiwan. Sedang yang di daratan sekarang adalah Peoples Republic of China –yang menurut Taiwan yang dulu memberontak itu.
Sejak 1979 PBB mengakui hanya ada satu China –yang beribu kota di Beijing itu. Amerika Serikat juga terikat dengan One China Policy –tapi diam-diam tetap mendukung Taiwan.
Ups…bukan diam-diam.
Terutama sejak Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat.