MHN Malah Sebut Tak Ada Pemukulan
PURWAKARTA-Wartawan media online di Purwakarta, Adi Kurniawan Tarigan diduga dianiaya oleh oknum kepala desa, Jumat (10/1) malam. Atas kejadian tersebut, Tarigan pun melaporkannya ke pihak kepolisian.
Tarigan mengaku dianiaya di SPBU Parapatan Comro, persisnya di Jalan Raya Basuki Rahmat, Sindangkasih, Purwakarta oleh oknum kades berinisial MHN.
Tarigan menyebutkan, kedatangannya ke SPBU tersebut untuk bertemu dengan Asep Sumpena selaku Kades Sukatani dengan maksud mengkonfirmasi terkait Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Desa Sukatani.
“Saya mau konfirmasi terkait TPK Kecamatan Sukatani, Kepala Desa Sukatani Asep Sumpena mengajak bertemu di Pom Bensin (SPBU) Parcom,” kata Tarigan di Purwakarta, Ahad (12/1).
Baca Juga:Adelia Pasha Resmikan Radwah PurwakartaLapas Kelas II B Purwakarta Berganti Kepemimpinan
Namun tiba tiba, sambungnya, di lokasi tersebut muncul oknum kades berinisial MHN dan langsung meluncurkan pukulan secara bertubi tubi ke bagian kepala Tarigan.
“Saya mengobrol biasa saja, MHN yang juga kepala desa muncul dari musala karena baru Salat Maghrib. Saya pun menyapanya dan mengajak bersalaman, namun tiba-tiba dirinya langsung memukul kepala saya. Bukannya melerai, Asep saat itu membiarkan saya dipukuli,” kata Tarigan.
Tak terima atas perlakuan MHN, dirinya bergegas melakukan visum dan melaporkan kejadian yang menimpanya ke pihak kepolisian.
“Saya pun langsung melakukan visum di RSUD Baya Asih, dan melaporkan ke Polres Purwakarta,” ucapnya.
Sementara itu, Kades Pasirmunjul, MHN, menepis tuduhan tersebut, dia mengaku tidak pernah melakukan pemukulan terhadap Tarigan.
“Sebaiknya, tabayyun dulu. Apa yang disangkakan kepada kami berdua jangan sampai jadi fitnah,” katanya menanggapi berita pemukulan yang saat ini marak beredar.
Pun halnya yang diungkapkan Kades Sukatani, Asep Sumpena yang disebut sebut sebagai saksi atas peristiwa tersebut. Menurutnya, soal kejadian pemukulan wartawan yang ramai diberitakan itu tidak pernah terjadi.
“Kita berdua dengan Bang Tarigan itu kawan baik kok, kenapa harus seperti ini. Pemberitaan yang beredar jelas menyudutkan kami. Belum lagi pelaporan kepada pihak berwajib,” ucap Asep.(add/vry)