NGAMPRAH-Masyarakat Kabupaten Bandung Barat (KBB) di imbau agar waspada terhadap keberadaan anjing liar. Pasalnya, anjing liar ataupun diliarkan berpotensi menyebarkan penyakit rabies jika terkena gigitannya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) KBB, Wiwin Aprianti mengatakan anjing liar bisa saja mengganggu permukiman warga secara berkelompok untuk mencari makanan. Bahkan berdasarkan laporan yang diterimanya, sejumlah anjing hutan di Kecamatan Gununghalu turun ke permukiman warga dan menyerang ternak. “Anjing yang diliarkan akan berkelompok saat musim kawin dan sulit untuk dikontrol populasinya,” ujar Wiwin, Minggu (12/1/2020).
Dia menjelaskan datangnya sekelompok anjing liar ke permukiman warga tersebut berpotensi menularkan rabies. Selain itu, kawanan anjing liar juga berpotensi mengganggu ataupun mengancam ketenteraman masyarakat.
Baca Juga:Awal Tahun, Satu Orang Meninggal Diduga Demam BerdarahGIBAS Konsep Kemandirian yang Berprestasi
Dengan kondisi itu, dia pun mengimbau agar masyarakat menjaga lingkungan yang bersih dengan tidak meninggalkan sampah sebagai sumber makanan anjing liar. “Untuk mengontrol poplulasi mereka, bisa dilakukan dengan cara kastrasi bagi anjing jantan dan ovariohisterektomi bagi anjing betina,” katanya.
Adapun Dinas Perikanan dan Peternakan KBB menyediakannya pelayanan secara gratis. Warga yang memiliki anjing ataupun kucing bisa menghubungi call center puskeswan di nomor 0811200762 ataupun bisa langsung datang ke Puskeswan KBB untuk mendapatkan layanan tersebut terhadap hewan peliharaan mereka.
Sebelumnya, puluhan ternak warga Desa Bunijaya Kecamatan Gununghaluhabis dimangsa ajag atau anjing hutan serupa serigala. Warga pun menjadi resah.
Tokoh pemuda Bunijaya Gungun Sujatmika mengatakan, ajag tersebut memiliki postur badan yang lebih besar daripada anjing pada umumnya. Rata-rata mereka memangsa domba dan kambing warga yang berada di dalam kandang.
Dari kesaksian pemilik ternak, ujar Gungun, hewan dengan nama latin Cuon alpinus itu beraksi diikuti lebih dari enam anjing lainnya. “Di kampung saya, Legok Bolang, ada lebih dari empat ekor domba. Katanya ajagnya hanya satu yang galak, tapi diikuti oleh anjing kampung yang ukurannya lebih kecil, lebih dari enam,” kata Gungun.(sep)