Berarti tidak jadi awal Januari. Di Twitter itu Trump juga mengatakan akan segera ke Beijing dalam waktu dekat. Untuk membicarakan kerjasama yang lebih besar.
Tiongkok tidak pernah merespon keinginan Trump untuk berkunjung ke Beijing ‘dalam waktu dekat’ itu.
Lewat Twitter itu Trump kelihatannya ingin pasang kuda-kuda: meski Jinping tidak datang ke Washington hubungan keduanya tetap baik –akan ada pertemuan di Beijing.
Baca Juga:Menteri ATR Minta Masyarakat BijakRSUD Pantura Solusi Pelayanan Kesehatan
Saat twitter itu terbit masih ada waktu dua minggu bagi Liu He untuk berpikir: berangkat ke Washington atau tidak. Sambil menunggu Twitter-Twitter Trump berikutnya. Siapa tahu ada penundaan atau pembatalan.
Barulah ketika kurang tiga hari Liu He benar-benar berangkat ke Washington. Mungkin sambil tetap memonitor Twitter sang presiden. Siapa tahu ada perubahan di hari-hari terakhir.
Tidak ada. Sampai tadi malam.
Entah pagi ini.
Siapa yang menang di balik kesepakatan yang akan ditandatangani itu?
Belum ada yang menang. Tiongkok belum menang karena ini hanya kesepakatan untuk tidak naik tarif lagi. Setelah tarif impor barang Tiongkok terus dinaikkan sebelumnya.
Amerika juga belum menang. Tiongkok masih belum mau membeli barang hasil pertanian Amerika sebesar yang diinginkan Trump.
Dua-duanya masih kalah.
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok menurun. Tinggal 6 persen –dari sekitar 6,4 sebelumnya.
Pun di Amerika –tahun lalu hanya tumbuh 2,3 persen dari rencana 2,9 persen.
Tentu Amerika akan bisa menang. Syaratnya: perjanjian tahap satu ini hanya dipakai untuk ‘jebakan Batman’.
Misalnya: perjanjian ini akan dipakai oleh Trump untuk mengenakan sanksi yang keras kelak –dengan alasan Tiongkok melanggar perjanjian.
Baca Juga:Pemkab Harus Belajar Pada PengalamanMajikan Cabuli Bocah 14 Tahun
Pasal pelanggarannya bisa dibuat kapan pun. Seperti ketika menghukum Huawei atau Iran.
Juga seperti ketika Amerika tiba-tiba memasukkan Tiongkok dalam daftar negara yang memanipulasi mata uang.
Tiba-tiba juga dua hari lalu membuat pernyataan mencabut Tiongkok dari daftar itu.
Sanksi untuk perjanjian Washington itu pun akan menjadi resmi. Dengan alasan resmi. Tidak akan lagi dianggap sanksi yang semena-mena.
Perjanjian itu memang menyebutkan sanksi yang keras bagi pelanggarnya. Jauh lebih keras dari sanksi WTO.