Tunggakan Hutang Capai Rp33 Miliar
SUBANG-BPJS Kesehatan memiliki hutang hingga Rp33 miliar ke RSUD Subang pada tahun 2019. Akibatnya, RSUD Subang meminjam anggaran untuk operasional rumah sakit ke BJB.
Ptl Direktur RSUD Subang, drg Agus Sopyan dibuat pusing tujuh keliling karena hutang belum kunjung dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. Padahal hampir 90 persen untuk operasional RSUD Subang mengandalkan dari BPJS Kesehatan. “Perlu diketahui BPJS Kesehatan itu pada tahun 2019 hanya sanggup bayar sampai bulan Agustus,” ungkapnya Agus kepada Pasundan Ekspres, Senin (13/1).
Dia mengaku hingga saat ini RSUD belum menerima pembayaran. Bahkan, pihaknya tidak tahu kapan BPJS Kesehatan akan membayar hutang tersebut. “Sampai saat ini belum menerima pembayaran,” ujarnya.
Dia pun saat ini dalam kondisi dilema. Di satu sisi pelayanan terhadap pasien BPJS Kesehatan harus maksimal, sementara BPJS Kesehatan menunggak pembayarannya ke rumah sakit.
Akibat BPJS Kesehatan belum membayar hutangnya, RSUD pun memiliki hutang ke perusahaan farmasi dan non farmasi mencapai Rp19 miliar. “Sementara perusahaan farmasi ketika kita menunda pembayaran hingga tiga bulan, mereka tidak mau lagi terima obat,” ujarnya.
Baca Juga:Pelayanan Terpadu Belum SempurnaBulog Ajak Masyarakat jadi Agen RPK
Dia mengatakan, agar operasional rumah sakit tetap berjalan RSUD Subang terpaksa meminjam ke bank. Untuk pembiayaan seperti obat, membayar pegawai sebanyak 550 orang yang statusnya kontrak, makan dan minum pasien dan lainnya.
“Hampir semua rumah sakit daerah sekarang pakai dana talangan, karena BPJS macet. Enggak tahu kapan ini akan dibayarkan,” ujarnya.
RSUD Subang, kata Agus, pernah bilang kepada BPJS Kesehatan untuk membuat surat pernyataan permohonan maaf pelayanan di rumah sakit terganggu karena tunggakan. Tapi, BPJS Kesehatan enggan. “Kalau masyarakat kan engga mau tahu, yang disalahkan karena pelayanan kurang maksimal tetap kami,” ujarnya.(ysp/sep)