Itulah salah satu dokumen yang sempat saya baca. Yakni kesaksian mereka yang termasuk 313 itu.
Air mata saya berlinang beberapa kali membaca dokumen itu.
Dari 313 orang tersebut kini masih dua orang yang hidup. Saya tidak sempat menemui keduanya.
Sebenarnya mereka masih tinggal di Qadian. Tapi sudah amat tua.
Selama mempertahankan Qadian itu mereka menjalani kehidupan sufi: sedikit makan sedikit bicara dan sedikit tidur.
Mereka berjaga 24 jam dalam kelompok-kelompok kecil.
Baca Juga:Tanggul Darurat Dibangun di Sungai CijengkolDistribusikan Dokumen Adminduk ke Rumah Warga
Semua sudut jalan masuk desa Qadian diblokade. Massa tidak bisa masuk ke kampung Ahmadiyah itu.
Desa ini lantas menjadi tempat persembunyian yang aman. Orang yang tidak bisa mengungsi ke Pakistan mencari perlindungan di sini.
Pemuda yang 313 orang itu lantas disebut para Darwish. Yakni orang yang dengan tulus menjalani hidup sengsara. Mereka rela meninggalkan keinginan hidup normal.
Di tengah suasana perang itu para Darwish tetap teguh: mereka tetap mengumandangkan azan lewat menara. Lima kali sehari.
Qadian berhasil utuh. Sampai sekarang.
Pusat aliran Islam Ahmadiyah memang ikut pindah ke Lahore, Pakistan. Lalu pindah lagi ke London (DI’s Way:313 Ahmadiyah).
Tapi Qadian masih menjadi salah satu basis Ahmadiyah.
Di samping tetap berani azan apakah juga berani menyembelih sapi untuk kurban?
“Ini bukan soal berani atau tidak,” ujar Saifullah Mubarak, yang menemani saya di Qadian. “Kami ini selalu patuh pada pemerintah,” tambahnya.
Baca Juga:Pemdes Mundusari Genjot Pembangunan InfrastrukturMantan Kapolsek Cibatu Temu Kangen dengan Kades
Menyembelih sapi dilarang di Punjab. Ada UU-nya. Untuk menghormati keyakinan orang Hindu.
“Kami kan masih bisa memotong kambing dan domba. Tidak ada masalah,” ujar Saifullah yang asal Solok, Sumbar, yang sudah kawin dengan wanita Punjab itu.
Banyak sekali pertanyaan ke saya: mengapa Ahmadiyah dimusuhi oleh mainstream Islam? Sampai mengungsi ke London?
Semua ajaran Ahmadiyah sama dengan Islam pada umumnya. Terutama mazhab Hanafi. Syahadatnya sama. Qurannya sama. Haditsnya sama. Rukun Islamnya sama. Rukun Imannya sama.
Yang tidak sama hanya satu: Mereka yakin Mirza Ghulam Ahmad adalah manusia seperti yang dijanjikan di ajaran Islam maupun Kristen.