PURWAKARTA-Menjaga lingkungan adalah menjaga napas untuk anak cucu generasi mendatang. Napas panjang ini akan terhenti apabila generasi hari ini sama saja menjadi generasi yang merusak ekologis.
Melalui sistem pendidikan yang bersifat terbuka atau istilahnya merdeka belajar, dapat diterapkan kurikulum dan program yang berbasis lingkungan. “Melalui pendidikan, dapat diambil satu tarikan napas yang panjang untuk memperpanjang umur bumi, Kita bisa memperlihatkan kepada anak cucu kita kelak tentang udara bersih, flora, fauna, budaya dan seluruh aspek ekosistem yang ada,” ujar Kadisdik Purwakarta, Purwanto pada Workshop Sekolah Sehat di Sekolah Kahuripan Ciseureuh Purwakarta, Kamis (16/1).
Menurutnya, pendidikan sebagai sebuah sistem memiliki dua dimensi, yaitu dimensi entitas dan dimensi metode. Dalam makna entitas, pendidikan memiliki beberapa komponen yang saling berkait satu sama lain, saling bergantung secara komprehensif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
“Komponen-komponen tersebut adalah filosofi dan tujuan, kurikulum dan sistem pembelajaran, motode dan alat, peserta didik, pendidik, organisasi atau lembaga, serta lingkungan pendidikan,” tuturnya.
Baca Juga:Hutan Kertas Menjadi Destinasi Wisata Baru di KarawangSensasi Makan Seafood Tumpah di Batiqa Hotel
Sekolah Ekologi Kahuripan Pajajaran
Kadisdik mejelaskan, Sekolah Kahuripan yang berlokasi di Perum Dian Anyar Kelurahan Ciseureuh tepatnya SDN 8 Ciseureuh, akan dijadikan sekolah percontohan dengan terapan kurikulum dan program berbasis lingkungan, atau Sekolah Ekologi.
Workshop hadiri oleh seluruh warga sekolah dilingkungan SD dan SMP Kahuripan, dengan menghadirkan narasumber, Bayu Ludvianto yang menyampaikan persepsi multipihak, Founder Self Learning Institute Muhammad Irvan Efrizal dan Direktur Bank Sampah Nono Juarno dan Kasie Pemeliharaan Lingkungan DLH Kabupaten Purwakarta.
Kadis mengatakan, sekolah ini harus mempunyai karakter yang berasal dari nilai – nilai kearifan lokal, dekat dengan alam dimana kita hidup. Sengaja didesign bangunan sekolah terbuka, karena udara di Purwakarta itu panas, kemudian para kepala sekolah dan guru, Sehingga faham betul filosofi karena apa sekolah ini didirikan.(mas/vry)