Terjadi juga hal yang tak biasa, dengan dibukanya lowongan pekerjaan dalam angka yang besar, pekerja didominasi oleh wanita. Seperti dimuat di website tentang subang, terdapat 90% pekerja wanita dan sisanya pekerja pria. Peristiwa ini biasa disebut “alih fungsi pencari nafkah”. Terlihat pada saat jam pulang, bapak-bapak berjajar di atas motor menunggu istrinya pulang. Hal ini memang masih janggal di pemikiran orang Indonesia karena tugas mencari nafkah memang seharusnya adalah tugas sang suami. Hal tersebut utamanya terjadi karena tuntutan ekonomi. Gaji yang ditawarkan juga sangat menggiurkan. Sedikit dari para pekerja membuka usaha di sekitar pabrik dengan menjual makanan minuman ataupun pakaian murah yang biasa terlihat saat hari-hari mendekati hari raya.
Di malam hari, kawasan pabrik juga dimanfaatkan para pedagang kuliner. Yang tentu saja menjadi destinasi Kita untuk berburu kuliner di malam hari.
Pabrik PT Taekwang juga menampakkan sisi positif. Pabrik sepatu ini membuka lowongan kerja akbar yang sangat membantu perekonomian warga setempat maupun masyarakat jauh sekalipun. Dengan tawaran kisaran 2 sampai 4 juta untuk pekerja dan gaji beragam bagi pekerja ahli, tak bisa dipungkiri bahwa adanya pabrik Taekwang memperbaiki kondisi ekonomi banyak pihak. Bukan dari dibukanya lowongan pekerjaan saja, pihak seperti pedagang dapat terbantu karena dapat melakukan jual-beli di sekitar pabrik. Angkutan baru juga terlihat, mobil minibus disulap menjadi angkutan pekerja.
Baca Juga:Silaturahmi Awal Tahun Komunitas ForsubangIni Cerita Munaroh, Korban Selamat dari Kecelakaan Maut Bus Terguling di Kawasan Ciater
Tak kalah dengan angkutan kota yang biasa membawa angkutan pekerja dengan jarak yang dibatasi, angkutan baru yaitu minibus yang diberi dudukan kayu didalamnya, bisa mengangkut pekerja dengan jarak yang bisa disesuaikan dengan penikmat transportasi ini. Tak sampai disitu, daerah perumahan atau lahan kosong juga dibuat tempat hunian untuk pekerja dari wilayah yang bisa dibilang jauh. Petak-petak rumah kecil dibangun di banyak bagian perumahan oleh pemilik tanah, dengan itu para pekerja dapat terbantu dan pemilik rumah tersebut juga terbantu di sektor ekonomi.
Dengan dampak positif seperti memperbaiki perekonomian dan menciptakan pusat keramaian yang baru, tentu sangat menguntungkan segala pihak. Tetapi, Kita berharap efek dari dibukanya pabrik terutama kemacetan dan pengelolaan limbah bisa diatasi. Alternatif untuk masalah kemacetan yang bisa dilakukan adalah dengan mengondusifkan angkutan umum dan pedagang secara optimal. Dibukanya pabrik Taekwang ini, diharapkan saling menguntungkan kedua pihak. (*)