Untuk itu, pihaknya berpesan supaya masyarakat kembali menggalakan bersih-bersih dan lebih meningkatkan pola hidup bersih dan sehat. Karena, menurutnya, pencegahan DBD tidak cukup hanya dilakukan fogging.
Sebelumnya, Penangung jawab DPT/Rawat Inap UPTD Puskesmas Kecamatan Darangdan dr Aef Alfullaili menyampaikan, sepanjang Desember 2019 lalu ada sebanyak 24 warga Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta tercatat sebagai suspek DBD.
Sementara untuk Januari 2020, pihaknya mengaku belum bisa menyebut secara rinci. Namun, kata dia, ada sejumlah pasien suspek DBD yang saat ini tengah di rawat di Puskesmas Darangdan.
“Belum bisa dipastikan positif DBD, karena trombositnya masih naik turun,” kata Aef.
Dirinya menyebutkan, berdasarkan hasil survei, Desa Linggamukti, Kecamatan Darangdan, Purwakarta menjadi salah satu wilayah dengan jentik nyamuk terbanyak. Hal itu dipicu akibat banyaknya genangan air bersih di sekitaran rumah warga.
“Genangan air bersih ini merupakan wahana atau tempat strategis berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegyfti,” ujarnya.
Selain melaksanakan pemeriksaan jentik nyamuk ke setiap desa, tambah dia, pihaknya juga terus melakukan penyuluhan salah satu penyakit mematikan tersebut.
“Intinya DBD ini kembali lagi kepada kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di sekitarnya,” ujarnya.
Dengan demikian, agar terhindar dari DBD, Aef mengimbau masyarakat agar lebih proaktif memperhatikan kondisi lingkungan sekitar.
“Salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus, yakni menutup, mengubur, dan menyingkirkan,” ucapnya.(add/vry)