LEMBANG-Ditengah perkembangan sistem Information Technology (IT), Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat meluncurkan inovasi pertanian berbasis teknologi (Smart Farming).
Pemerintah KBB melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) bersama Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang, akan membina bagaimana cara bertani menggunakan sistem Smart Farming.
Bupati Bandung Barat AA Umbara Sutisna mengatakan, Smart Farming bertujuan untuk mempermudah para petani dalam mengolah komoditasnya dan dapat mengefisiensikan kebutuhan pertanian seperti air, pupuk, obat dan waktu.
“Bertani dengan teknologi. Tujuannya adalah untuk efisiensi, efisiensi air, pupuk dan pekerjaan ini akan memudahkan para petani,”Ujarnya, Seusai Launching pencanangan Smart Farming. Di Pasirpogor, Sindangkerta. Kamis (23/1).
Pengembangan pertanian di wilayah selatan KBB akan menjadi terobosan dalam pemerataan kesejahteraan melalui pertanian. Dan akan menjadi daerah pertanian yang berbasis teknologi. “Ini Contoh di selatan kerjasama dengan BLK Lembang. Mudah-mudahan beberapa bulan bisa berkembang. Bagaimana wilayah selatan kita coba menjadi daerah pertanian,”ujarnya.
Kepala Disnakertrans KBB Iing Solihin mengungkapkan, berbekal Smart Phone petani dapat bertani secara cerdas dan mengoptimlkan waktu. “Sistem ini dapat melakukan penyiraman melalui smart phone. Hanya menekan on of pada aplikasi kebun akan di sirami, meskipun dengan jarak jauh, yang penting di lokasi ada jaringan internet,”kata Iing.
Iing menambahkan, ada 44 desa yang akan dibina untuk menggunakan sistem pertanian smart farming, pemerintah akan memberikan stimulan berupa bantuan pupuk dan bibit. “Biar pemerintah dirasakan oleh masyarakat. Pak bupati mengatakan nanti akan ada bantuan stimulan seperti pupuk dan benih. Untuk sistemnya juga Pak Bupati bilang sistemnya akan dibantu pemerintah.”Paparnya. (eko/sep)