SUBANG-Pada awal kemunculan, musik reggae dekat dengan tradisi ritual, sosial politik hingga lingkungan. Bahkan beberapa kajian juga memposisikan aliran ini sebagai musik perlawanan kaum terpinggirkan.
Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menandakan kelahiran aliran musik reggae, kecuali perubahan selera musik saja, namun secara tidak langusung selain ciri musikal, lirik yang ditulis oleh para musisinya erat kaitannya dengan kekhasan dari musik reggae tersebut.
Membawa semangat tersebut, puluhan pencinta musik reggae asal Subang melakukan aksi serentak untuk peduli terhadap lingkungan terdekat mereka. Dikemas dengan kegiatan yang bernama “Olah Reggae” pencinta musik reggae di Subang melakukan aksi membersihkan lingkungan dari sampah plastik secara masal dan serentak.
Baca Juga:Dorong Penuntasan Perda Desa, Pemda Targetkan Juni PilkadesRe-launch, Giant Extra Tampil Beda
Project Leader mereka Arya Putra, menjelaskan pada Pasundan Ekspres jika persolan sampah plastik bukan saja persoalan di Kabupaten Subang, sampah plastik adalah persoalan dunia. “Dengan semangat reggae yang memiliki komunitas yang solid dan tersebar di seluruh pelosok, kami memanfaatkan itu untuk melakukan hal-hal yang memang bermanfaat untuk keberlangsungan lingkungan yang sehat dan bukan hanya di Subang, aksi ini juga berlangsung disekitar 12 Kbupaten/Kota di Jawa Barat,” jelas Arya.
Dengan aksi tersebut dia mengajak pada seluruh masyarakat baik itu entitas bisnis, komunitas, dan individu, agar mengevaluasi gaya hidup yang ketergantungan dengan plastik. sehingga harapannya nanti bisa menjalankan praktik hidup yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Selain itu, kegiatan tersebut juga menurut Arya merupakan bagain dari menyambut Jawa Barat Reggae Star Festival 2020, yang akan diselenggarakan di Subang pada februari mendatang di Lanud Suryadarma Kalijati Subang.(idr/sep)