Saling Memberikan Panutan yang Baik
“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan,” (QS As-Saff: 3). Firman Allah SWT tersebut merupakan teguran kepada manusia, agar selalu mengatakan sesuatu yang kita kerjakan, dan tidak munafik untuk mengaku-ngaku sebagai orang yang baik dan taat terhadap peraturan negara. Memang tanpa dipungkiri, budaya yang ada di masyarakat Indonesia adalah budaya komunikasi getok tular (komunikasi dari mulut ke mulut) yang sampai saat ini terus dilestarikan, sehingga masyarakat yang ada di negara kita, sangat mudah dipengaruhi oleh orang yang pandai merangkai kata, dan pandai dalam melakukan retorika.
Namun disamping itu semua, kepandaian dalam merangkai kata ataupun melakukan retorika tidak akan cukup untuk memberikan predikat sebagai seseorang yang berintegritas. Justru seseorang yang mempunyai kepalsuan integritas akan menutupinya dengan kecerdasan dalam merangkai kata dan melakukan retorika. Hal tersebut terus terjadi sampai saat ini, dan entah sampai kapan masyarakat kita selalu tertipu dengan para pejabat negara yang melakukan kepalsuan integritas tersebut.
Maka dari itu, pada dasarnya integritas itu harus ditanamkan dengan cara saling memberikan panutan yang baik kepada satu sama lain. Misalnya ketika orang tua mendidik anak, maka orang tua tidak bisa hanya mendidik dengan kata-kata saja, tetapi juga orang tua harus memberikan contoh yang baik kepada anaknya dalam berperilaku sehari-hari. Begitu pun dengan para pemimpin dan pejabat yang ada di negara kita, mereka pun harus saling memberikan panutan yang baik kepada rekan-rekannya yang ada di dalam organisasi tersebut dan kepada masyarakat di negara kita.
Baca Juga:Petahana Masih Galau Tentukan PasanganDriver Ojek Online Keluhkan Order Fiktif
Menerapkan Akal Sehat
“Hanya yang masuk akallah yang akan berumur panjang,” Georg Wilhem Friedrich Hegel (1770-1831). Selain harus memberikan panutan yang baik, para pemimpin dan pejabat yang ada di negara kita juga harus menerapkan akal sehatnya, karena dengan akal sehat lah mereka akan menjadi sulit untuk melakukan korupsi, kolusi, maupun nepotisme. Para pemimpin dan pejabat yang ada di negara kita, tidak boleh mempunyai kebodohan, karena dengan adanya kebodohan tersebut akan membuat mereka rentan untuk terkena korupsi.