“Itu kontrakan masuknya, bukan perumahan. Tapi kan tetap saja, wilayahya masih perumahan. Maka dari itu, kami selaku warga ingin agar siskamlimg terus digalakan dan juga mencurigai orang luar yang datang,” ungkapnya.
Sementara itu, supir taksi online lainnya di Subang bernama Dony (32) mengimbau kepada rekan-rekannya jangan asal menaikan penumpang apalagi minta diantarkan jauh dan perjalanan ke luar kabupaten. Pembayaran harus disesuaikan dengan tarif, jangan di offline. “Dilema ketika ada yang pesan dan perjalanan jauh, namun karena mengejar ongkos maka di offline, maka diambil. Maka dari itu jangan,” imbuhnya.
Dijelaskan Dony, usahakan agar supir taksi online membatasi tarikannya, jangan hingga larut malam. Apabila penumpang mencurigakan agar menghindar. Pelaku yang membunuh sopir grab asal Subang, agar dihukum seberat-beratnya. “Kejadian pembunuhan kemarin menjadikan rasa was-was terhadap sopir taxol di Subang untuk menarik penumpang,” katanya.(idr/ygo/vry)