Oleh:
1.Drs.Priyono,MSi (Dosen dan Wakil Dekan I Fak.Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Siti Nur Aisah( mhswi smt I peserta kuliah Demografi dan aktivis di bidang penerbitan kampus UMS)
Kehidupan manusia tak lepas dari ujian, yang datang silih berganti tiada henti. Dikatakan, ujian datang sebagai pembelajaran dalam lika-liku perjalanan hidup seseorang, baik itu ujian yang bersifat mudah bahkan ujian yang bersifat sulit sekalipun. Semakin kuat keimanannya maka akan semakin berat ujiannya bagaikan pohon dimana semakin tinggi pohon berdiri maka semakin berat dan hebat terpaan anginnya. Persoalan utamanya adalah bagaimana sikap kita saat mendapati sebuah ujian kehidupan.
Sebagian orang akan menganggap bahwa ujian sebagai pembelajaran, dan sebagian yang lain mengatakan sebagai cobaan dan ada yang beranggapan bahwa berani hidup harus berani menghadapi ujian. Pada dasarnya segala sesuatu tergantung dari cara pandang individu atau how to think dalam menghadapi ujian. Berdasarkan persoalan di atas, di dunia akademik, seorang mahasiswa akan menghadapi ujian dua kali dalam satu semester yaitu ujian tengah semester dan ujian akhir semester sebagai bentuk pertanggungjawaban akademik dan sekaligus menilai kemampuan mahasiswa dalam menguasai suatu materi kuliah. Hasil penilaian tersebut diwujudkan dalam bentu Indek Prestasi(IP) yang bergradasi mulai dari E atauElek/Jelek dengan indek 1 sampai A atau Apik banget/ Sangat Baik dengan indek 4.
Sudah bukan hal yang tabu lagi jika pelajar ataupun mahasiswa bergelut dengan ujian yang sifatnya akademik. Seperti Ujian Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), maupun ujian-ujian lainnya. Kurang lebih itulah ujian yang akan dihadapi oleh mahasiswa. Setidaknya mereka harus mengikuti setiap rentetan ujian yang ada agar lulus pada mata kuliah yang sudah diajarkan. Model penilaian dosen terhadap kemampuan mahasiswa memang tidak hanya diwujudkan dalam bentuk formal ujian , akan tetapi berbagai cara dilakukan seperti presentasi, tugas mata kuliah,pembuatan paper dll sehingga diharapkan nilai mata kuliah adalah sebuah representasi kemampuan mahasiswa sekaligus kompetensi yang dicapai. Jadi nilai adalah indek yang diperoleh melalui sebuah proses untuk memahami materi kuliah kemudian bisa menerapkannya dalam kehidupan dan terus melekat sampai waktu yang tak terbatas. Nilai mata kuliah adalah representasi pemahaman yang berujung pada tingkat kompetensi dengan implikasi kemudahan dalam analisis dan sintesis.
