Tipe mahasiswa dalam menghadapi ujian
Ujian seringkali menjadi momok tersendiri bagi mahasiswa. Banyak persiapan yang dilakukan agar dapat mengerjakan ujian dengan hasil yang maksimal. Menurut saya ada empat model mahasiswa saat mereka hendak menghadapi ujian, yaitu:
1.Mahasiswa yang siap secara mental dan pengetahuan.
Biasanya mahasiswa tipe ini sudah mempersiapkan materi ujian sejak jauh hari. Sudah giat berlatih soal-soal sehingga sudah siap baik secara mental dan pengetahuan. Mahasiswa tipe ini biasanya lebih percaya diri dan tidak minder saat mengerjakan soal ujian.
2.Mahasiswa yang siap secara mental saja
Tipe yang kedua yaitu mahasiswa yang hanya memiliki persiapan mental akan tetapi secara pengetahuan belum siap. Biasanya tipe kedua ini didominasi oleh mahasiswa yang seringkali menyebut dirinya dengan kaum santuy (santai).
3.Mahasiswa yang siap secara pengetahuan saja
Tipe selanjutnya yaitu golongan yang memang mereka sudah siap secara pengetahuan yang cukup mumpuni, tapi secara mental mereka masih belum siap. Rasa kurang percaya diri dan seringkali terbebani dengan rasa minder lah yang menyebabkan banyak mahasiswa yang belum siap secara mental. Kuncinya adalah perbanyak berlatih soal agar selalu siap ketika ujian, bahkan yang bersifat dadakan.
4.Mahasiswa yang tidak siap mental dan pengetahuan
Terakhir, yaitu tipe mahasiswa yang tidak siap baik secara mental maupun pengetahuan. Biasanya mereka yang kurang berlatih dan persiapan sehingga sama sekali tidak siap menghadapi ujian. Golongan ini akan menganggap ujian sebagai hal yang mengerikan dan menjadikannya sesuatu yang sangat tidak disukai.
Standar penilaian setiap kampus berbeda-beda. Akan tetapi, bobot penilaian terbesar dari nilai akhir terletak di Ujian Akhir Semester (UAS). Melihat bobot nilai UAS yang cukup berpengaruh, mahasiswa hendaknya memaksimalkan nilai UAS. Namun, sayangnya gayung tidak bersambut baik. Banyak polemik yang dirasakan oleh mahasiswa apabila mendapati dosen mata kuliah yang agaknya sukar untuk memberikan nilai yang pantas.
Tidak sedikit yang mengeluhkan bahwasanya mereka sudah mengerjakan tugas dan ujian dengan sebaik mungkin, tapi nilai yang didapat masih jauh dari dugaan. Hanya segelintir mahasiswa yang lulus mata kuliah. Hal ini tentu saja menimbulkan rasa tidak nyaman di kalangan mahasiswa, pasalnya mereka harus mengulang mata kuliah tersebut. Oleh karena itu penting artinya sebuah nilai mata ujian di kampus. Polemik ini menimbulkan fenomena baru, yaitu fenomena mendewakan nilai. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa nilai sebuah mata kuliah sangat penting untuk menunjukkan keberhasilan selama belajar,akan tetapi, bukan berarti mahasiswa harus mengutamakan dan menganggap nilai adalah segala-galanya.