“Meski gelombang besar, kami memaksakan melaut. Padahal BMKG mengimbau untuk tidak melaut. Tapi kami tetap lakukan. Karena rezeki kami justru ada saat cuaca buruk,” kata Masruin, perwakilan nelayan Pasir Putih.
Namun, kata Masruin, semenjak terjadi pencemaran, nelayan rajungan tetap memaksakan melaut. Tapi tangkapan terus merosot. “Sudah tiga bulan tidak ada perubahan,” tutur dia.
Industri rajungan kupas di wilayah Kecamatan Cilamaya Kulon memang menjamur. Bahkan jadi salah satu unggulan Kabupaten Karawang.
Di Desa Sukajaya misalnya, terdapat puluhan rumah yang mengolah daging rajungan menjadi makanan kaleng. Komoditi itu diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Cina, Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, dan negara-negara di kawasan Eropa.
Baca Juga:DPRD Purwakarta Kebut Perda DesaKampung Tajur Desa Pasanggrahan Diimplementasi sebagai Desa Wisata
“Di Pasir Putih, ada 120 perahu nelayan yang tidak pernah mengenal musim dan selalu beroperasi. Kalau sedang musim, nelayan Pasir Putih bisa menangkap rajungan 5 ton per hari”, ujar Sekretaris Desa Sukajaya, Ahmad Syaikhu.(aef/sep)