Pembungkaman suara mahasiswa yang dikamuflase
Sebuah sistem yang dilakukan di Universitas beberapa diantaranya nampak kurang sesuai dengan keadaan di lapangan.
Mahasiswa dituntut mendapatkan nilai yang bagus, akan tetapi hal tersebut justru mendorong tindak kecurangan pada saat ujian.
Mahasiswa dituntut memiliki kehadiran sekurang-kurangnya 75%, yang menyebabkan terbentuknya peluang untuk membentuk budaya titip absen.
Baca Juga:10 Makanan Tradisional Khas Indonesia dan Daerah AsalnyaAlasan Ekonomi Pemerintah Abaikan Kesehatan Rakyat
Pembungkaman suara mahasiswa yang dikamuflase sebagai pendisiplinan perlahan akan menghilangkan kultur akademik di kampus.
Jika masyarakat kampus sudah mulai anti kritik serta anti dialog maka tujuan kampus untuk mengembangkan pengetahuan baru dan mencari kebenaran secara berkelanjutan tidak akan tercapai.
Padahal kritik adalah yang sangat lumrah di dalam lingkungan kampus. Jika roda penggeraknya sudah anti kritik, maka yang salah akan tetap melakukan kesalahan sehingga kedaan akan menjadi tidak harmonis lagi.
Menurut saya sendiri anggapan untuk lulus cepat agaknya harus diubah menjadi lulus pada waktunya. Waktu dimana mahasiswa sudah siap untuk terjun langsung baik dalam dunia kerja, bermasyarakat, dan bernegara.
Semakin banyak sikap kritis yang dilakukan mahasiswa berdampak panjang pula durasi mahasiswa untuk berada di universitas, hal tersebut dianggap sebagai salah satu faktor penghambat kelulusan seseorang.
Keseimbangan antara kultur akademik dan islami harus diciptakan di Kampus UMS.
Di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sendiri ada gerakan salat subuh berjamaah yang disebut dengan gerakan cinta subuh.
Baca Juga:Kabupaten Karawang Jadi Tempat Babak Kualifikasi Liga 1 Pro Evolution Soccer 2020Kerja ke Arab Berlakukan Sistem Satu Kanal, Ini Manfaatnya…
Tujuannya adalah membentuk civitas akdemika yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, akan tetapi juga memiliki sikap religuisitas yang tinggi.
Mahasiswa semester satu pun wajib mengikuti kegiatan mentoring yang dilaksanakan setelah gerakan cinta subuh.
Keduanya dilakukan setiap hari sabtu selama kurang lebih 2 semester.
Harapannya kegiatan tersebut dapat menjadi kebiasaan bagi setiap mahasiswa UMS.
Pengintegrasikan nilai nilai Islam
Pengintegrasikan nilai nilai Islam dalam kegiatan akademik harus terwujud sebagai implementasi dari wacana keilmuan dan keislaman misalnya pembuatan buku ajar dan kuliah di dalam kelas maupu di luar kelas harus sarat dengan nilai islami.
Kedisiplinan, kejujuran, keadilan dan kebersihan di lingkungan kampus adalah bagian yang tak terpisahkan dari kultur islami.