Kepada majalah Times, Courter mengatakan bahwa dia sudah menghubungi perusahaan asuransinyi. Untuk menyelamatkannyi.
Caranya pun sudah ditemukan: diterbangkan ke rumah sakit militer AS di Okinawa. Untuk dikarantina di sana.
Tapi pemerintah Jepang tidak setuju.
Courter dan suaminyi mengaku masih sehat. Selama 10 hari diisolasi di kamarnyi di atas kapal itu Courter menemukan pahlawan baru: chef yang mampu membuat kue coklat yang sangat lezat.
Baca Juga:Waduh, Tiap Bulan Tiga Guru di Subang BerceraiPJT II Optimalkan Kawasan Istora, UMKM dan Pantai Timur
Courter sangat menikmati sajian coklat di kapal pesiar itu. Dalam berbagai bentuk pastry. Setiap saat. Dia bisa pilih mati kekenyangan coklat daripada terkena virus.
Selama dikarantina Courter tentu bisa terus sibuk: menulis novel. Kebetulan salah satu novelnyi dulu berjudul ‘Pembunuhan Misterius di Kapal Pesiar’.
Kini dia bisa menulis novel tanpa harus mengarang cerita.
Tepat di akhir karantina nanti setidaknya satu novel sudah bisa terbit. Harapan saya.
Pun seandainya dia sendiri akhirnya nanti terkena virus di kapal itu. Novelnya justru bisa kian laris.
Tapi kita semua tidak ada yang mau ada tragedi seperti itu. Setelah Tiongkok kini Diamond Princess lah ‘negara’ nomor dua terbanyak menderita Covid-19. Bukan Hongkong atau Natuna.