SUBANG-Meskipun ruangan telah dipenuhi dengan AC ruangan yang sejuk, juga koleksi buku yang lengkap ditambah koneksi internet gratis. Belum lagi suasana yang tenang dan nyaman. Namun minat kunjungan masyarakat Subang ke Perpustakaan di Jalan Kartawigenda Subang, dinilai rendah.
Pasalnya diketahui dari buku kunjungan tamu pepustakaan tersebut, setiap harinya tidak lebih dari 100 orang yang berkunjung ke perpustakaan itu. Jika memang ada paling hanya kunjungan tugas atau tour dari sebuah sekolah dasar, atau anak PAUD.
Hal tersebut juga diakui petugas pelayanan perpustakaan Euis Khotimah Farida, kepada Pasundan Ekspres, saat ditemui di Perpustakaan Subang, pada Kamis (13/2).
Baca Juga:Banyak Pelamar yang Belum Match dengan Pasar KerjaWacana Keilmuan dan Keislaman di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Sudah Terintegrasikah?
“Nyaris setiap pagi sih rame terus, oleh kunjungan dari sekolah-sekolah biasanya, termasuk anak PAUD, kalau siang begini, ya paling mahasiswa yang perlu referensi, atau siswa SMA, SMP, kalau masyarakat umum jarang-jarang,” jelasnya.
Menurutnya, Perpustakaan Subang saat ini memiliki ratusan ribu eksemplar buku beragam jenis, baik fiksi maupun non fiksi. Hanya saja buku-buku tersebut bisa dipinjam hanya oleh anggota saja, jumlah buku yang dipinjam dibatasi.
Jika pengunjung umum hanya bisa membaca di tempat saja, dan menggunakan seluruh fasilitas di sana secara gratis, termasuk komputer dan jaringan internet.
“Peminjaman buku, sementara sedang kami batasi, banyak peminjam yang macet soalnya,” ungkapnya.
Dia juga menambahkan, Perpustakaan Subang juga memiliki Mobil Baca Keliling, dan Motor Baca yang mengunjungi desa-desa demi meningkatkan minat baca di Kabupaten Subang. Hanya saja memang dinilai belum begitu optimal.
Wakil Bupati Subang, Agus Masykur, dalam kesempatan yang lain berharap para camat untuk ikut mensosialisasikan keberadaan perpustakaan keliling. Sebab menurutnya, buku sampai saat ini masih menjadi sumber literasi terpercaya. Dengan memotivasi minat baca, diharapkan semua lapisan masyarakat gemar membaca sebagai sumber rujukan informasi yang valid.
“Meski semua sudah digital sekalipun. Literasi harus terus digenjot dan tidak boleh berhenti sebagai sumber info saja. Tapi harus bisa digunakan untuk kegiatan positif, berkreasi, dan berinovasi,” pungkas Agus Masykur. (idr/dan)