Dorong Siswa Menggali Potensi Diri
SUBANG-Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dituntut untuk memberikan kemerdekaan belajar pada siswa-siswinya. Guru PAUD harus mampu memfasilitasi siswa-siswinya untuk menggali potensinya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim saat ini sangat menekankan konsep merdeka belajar tersebut. Harapannya guru-guru termasuk guru PAUD mampu mengimplementasikan di lapangan.
Di Subang, guru-guru PAUD sudah diarahkan untuk menerapkan konsep merdeka belajar tersebut. Konsep merdeka belajar tersebut menggunakan pendekatan belajar Reggio Emilia. Pendekatan belajar dari Italia tersebut diharapkan menjadi inspirasi guru-guru PAUD.
Baca Juga:SMAN 1 Purwadadi Juarai Student Futsal CompetitionGuru Biasa versus Guru Luar Biasa
Sekretaris Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal Kemendikbud, Dr Irma Yuliantina, M.Pd mengatakan, kompetensi pembelajaran pada abad 21 ini yang harus dimiliki oleh siswa antara lain berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
“Bagaimana kita mencapai kompetensi itu? Maka pembelajarannya itu menggunakan kegiatan-kegiatan yang bukan hanya melulu pada buku, melainkan kegiatan bermaian di mana anak sendiri yang menentukan project-nya.
Jadi bebas anak mau ngapain, tetapi guru tau tujuan pembelajarannya apa,” jelasnya kepada Pasundan Ekspres, usai menjadi narasumber dalam kegiatan Workshop Inspirasi Reggio Emilia Implementasi Merdeka Belajar PAUD Era Milineal 4.0 di Aula Kemenag Subang, Minggu (16/2).
Untuk menggali minat dan potensi murid
Dia mengatakan, merdeka belajar yang dimaksud bukan berarti guru juga membiarkan siswa-siswinya belajar begitu saja. Guru tetap harus memiliki tujuan dari pembelajaran.“Guru tidak melepas pembelajaran begitu saja,” ujarnya.
Ketua Panitia Workshop Inspirasi Reggio Emilia, Fitri Wulandari mengatakan, melalui pendekatan belajar Reggio Emilia ini guru harus memberikan kemerdekaan belajar pada siswa untuk menggali minat dan potensinya.
“Jika selama ini guru sebagai sentral dalam pembelajaran, saat ini kita ubah bahwa siswa lah yang menjadi sentral. Artinya siswa yang lebih memiliki kesempatan untuk menggali potensi dirinya. Biarlah siswa yang terus berinovasi,” ungkapnya.
Dia mengatakan, saat ini guru sebagai fasilitator. Guru menyiapkan alat bermain dan belajar, kemudian siswa lah yang mengeksplor. Namun tetap diarahkan oleh guru.