KARAWANG-Sempat diguyur hujan, Perayaan Cap Go Meh 2020 di Kabupaten Karawang menghadirkan atraksi dari Barongsai maupun Dewa Dewa yang berada di Vihara Buddha Sasana.
“Kalau itu sih tergantung kepercayaan, kita cuma bisa Aamiinin aja. Semoga bawa berkah untuk kita semua.” ucap Ririn, salah satu kontestan Kirab Budaya Cap Go Meh 2020, Minggu (16/2).
Diungkapkanya, kalau menilik sejarahnya, hari raya tahunan ini dijadikan momen bersyukur oleh masyarakat Tionghoa dengan datangnya musim semi. Hasil panen mereka akan melimpah ketika musim semi datang.
Baca Juga:Bayar Rp 99 Ribu, Makan Sepuasnya di San-Kai RestoUsir Wartawan, Oknum Pegawai RS Lira Terancam Dipolisikan
Maka dari itu mereka percaya, dengan hujan yang turun jelang musim semi akan membawa kebahagiaan dan keberuntungan ke depan. Kepercayaan ini pun menyebar luas ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Terkadang, intensitas curah hujan pun dijadikan tolak ukur keberuntungan seseorang. Semakin deras curah hujannya, makasemakin banyak rezeki yang akan didapat, begitu pula sebaliknya.
“Ya cuma itu balik lagi ke kitanya. Mitos soal hujan saat acara ini membawa keberuntungan itu tergantung pada sudut pandang masing-masing orang sih. Buktinya, diluar sanapun banyak yang daerahnya tidak diguyur hujan, namun tidak mempengaruhi keberuntungan mereka,” Pungkas Ririn. (zan/ded)