KARAWANG–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang, siap mendorong promosi Batik Karawang. Hal itu agar Batik Karawang lebih dikenal di kancah nasional.
Anggota Komisi II DPRD Karawang, Moch Dimyati mengatakan, promosi Baatik Karawang harus lebih ditingkatkan lagi dengan melibatkan berbagai pihak. Instansi pemerintah juga swasta pun harus terlibat dalam mempromosikan batik produk resmi Kota Lumbung Padi tersebut.
“Kami di DPRD juga siap memfasilitasi dengan memberikan stand khusus promosi Batik Karawang. Sehingga, tamu-tamu di DPRD yang datang dari luar daerah pun bisa langsung mengenal produk asli Karawang tersebut. Ini juga harus diterapkan di intansi pemerintah lainnya,” ujar Dimyati saat mengunjungi Rumah Produksi Batik Karawang, Senin (17/2)
Baca Juga:Marak Pencurian Motor, Warga Harus Aktif Jaga LingkunganPengelola Noah’s Park Klaim Sudah Kantongi Izin
Kerjasama dengan pihak restoran dan hotel
Selain itu, lanjut Politisi Gerindra tersebut, kerjasama dengan pihak swasta seperti restoran dan hotel juga harus lebih ditingkatkan. Kedepan, disetiap lobi restoran dan hotel di Karawang, harus ada stand khusus untuk mempromosikan Batik Karawang.
“Tamu restoran dan tamu hotel di Karawang ini harus melihat dan mengetahui Batik Karawang. Maka harus ada fasilitas khusus untuk mempromosikan Batik Karawang di setiap restoran dan hotel di Karawang,” katanya.
Bicara soal motif paten Batik Karawang, lanjut Dimyati, Pare Sagedeng yang sudah banyak dikenal masyarakat Karawang sudah resmi menjadi motif paten.
Namun tidak salah, jika Rumah Produksi Batik Karawang mengeluarkan motif baru yang masih berhubungan dengan identitas Karawang.
“Kalau pun mau tambah motif selain Pare Sagedeng, itu bagus. Bisa tambah motif Candi Jiwa yang memang merupakan salah satu icon Kabupaten Karawang.
Sehingga saat masyarakat lihat motif Batik Candi Jiwa, langsung tahu bahwa itu dari Karawang, karena Candi Jiwa hanya ada di Karawang,” paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk membiasakan menggunakan Batik Karawang asli (non printing) yang dicetak melalui keterampilan tangan pengrajin. Sebab, batik yang diakui Dunia adalah batik yang dibuat dengan keterampilan tangan, bukan batik hasil printing.