SUBANG-Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi, mengapresiasi upaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam memelihara kelestarian Bahasa Sunda melalui acara peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional.
“Melalui peringatan ini bisa memberikan suatu motivasi, bahwa Basa Sunda merupakan bahasa indungnya orang Sunda,” ujarnya dalam sambutan di Graha Sofia Subang, Kamis (20/2).
Menurutnya, dengan peringatan seperti ini tentu banyak hal yang dilakukan memberikan motivasi untuk anak-anak untuk belajar bahasa sunda. “Menurut survey yang diadakan BPS tahun 2011, Bahasa Sunda merupakan bahasa ketiga yang paling banyak digunakan di lingkungan nasional setelah Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa,” katanya.
Baca Juga:Ribuan Guru PAI di Subang Belum TersertifikasiAksi Bahagia Berbagi (ABHI) Bagikan Perlengkapan Sekolah di MI Al-Hidayah Karawang
Pada kesempatan tersebut, dilaksanakan dialog bersama Wakil Bupati Subang, Agus Masykur dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang, Tatang Komara.
Tatang mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan meliputi berbagai kegiatan keunikan ragam bahasa, lomba menulis cerita rakyat, lomba pendongeng tingkat SMP, serta lomba presenter. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 17 – 20 Februari.
Selain itu, melibatkan pihak akademisi dari UPI dan UNPAD yang telah melibatkan diri dalam rangka Hari Bahasa Ibu Internasional. “Saya berharap ke depan meminta khususnya bidang kebudayaan untuk melibatkan stakeholder dan masyarakat,” ujarnya.
Tatang mengucapkan terimakasih kepada Kang Oni SOS, yang telah hadir dalam kegiatan ini. “Mudah-mudahan kehadiran kang Oni SOS bisa memberikan motivasi kepada para pelajar, karena memiliki kompetensi bisa hidup dikancah nasional.
Serta para tokoh budayawan atas partisipasi dalam rangka menyukseskan kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Kami semakin termotivasi, karena ternyata kepemilikan nilai-nilai budaya sangat tinggi untuk kemajuan di Kabupaten Subang. Kami percaya dengan belajar tuntas bisa menyiapkan generasi nasional yang sukses,” tuturnya.
Sementara itu, Guru SMP 4, Risnawati berpendapat, kurang berkembangnya bahasa Sunda karena kurangnya perhatian keluarga, dalam hal ini orang tua terhadap penggunaan bahasa Sunda di lingkungan keluarga. “Termasuk penggunaan Bahasa Sunda di lingkungan sekolah. Oleh karena itu diperlukan penguatan tenaga pendidikan dalam menguasai Basa Sunda,” katanya.(vry)