Padahal, acara hari itu dirancang sangat formal: pelantikan rektor Universitas Indonesia (UI) yang biasanya sangat anggun.
Memang terlihat di video itu: mereka yang sudah hadir di aula banyak mengenakan jas dan dasi. Maka saat Nadiem masuk dengan penampilan seperti itu terasa sekali urakannya.
Saya hampir memberanikan diri kirim WA ke Nadiem. Saya ingin mengatakan padanya: daripada heboh-heboh seperti itu lebih baik tidak usah ada pelantikan rektor. Kenapa harus ada pelantikan?
Baca Juga:Dua Bulan 38 Orang Derita Demam Berdarah, 2019 Satu Orang MeninggalBUMDes Desa Rancabango Gandeng BRPIKKP untukBentuk Desa Patin
Waktu saya menjadi sesuatu dulu, saya hapus kebiasaan acara pelantikan dirut BUMN. Buang-buang waktu. Yang penting kan surat pengangkatannya. Dengan surat pengangkatan itu seorang direksi sudah bisa bekerja. Toh, di situ sudah disebutkan tanggal berapa harus mulai bertugas.
Maka selama tiga tahun itu tidak pernah ada acara pelantikan direksi BUMN.
Tapi saya urungkan rencana kirim WA ke Nadiem itu. Pekerjaan menteri itu –apalagi Mendiknas– luar biasa banyak. Saya tidak mau menambah pekerjaan itu. Saya khawatir Nadiem langsung memikirkannya dan menit itu juga membalas WA saya –seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Biarlah Nadiem memikirkannya sendiri. Lalu mengambil langkah tentang penampilan barunya. Ia sudah dewasa. Cerdas pula. Ia tahu apa yang harus ia lakukan.
Ketika suatu saat saya melihat video Nadiem dengan pakaian yang necis –saat me-launching program Kampus Merdeka– saya tidak menyesal mengurungkan mengirim WA dulu itu.
Setelah melihat video Prof. Yudian soal Nadiem itu, saya menjadi tidak mudah terkejut. Terutama ketika medsos heboh lagi soal ucapan beliau mengenai agama dan Pancasila.
Saat itu saya baru tahu bahwa beliau sudah punya jabatan baru: Kepala BPIP. Saya selalu lupa apa kepanjangan singkatan itu –tapi saya tahu pokoknya itu tentang Pancasila. Yakni lembaga yang paling tahu dan paling harus menegakkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Baca Juga:Tati Hermawati, Kepala Desa Majasari Bicara Kemajuan DesaAnak Jalanan Butuh Perhatian Negara
Beliau memang kelihatan harus mati-matikan di jabatannya itu. Para koleganya di dunia pendidikan tahu: beliau begitu ingin menjadi menteri agama. Beliau sangat siap untuk itu.
Apalagi teman-temannya juga tahu beliau sangat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Beliau juga pernah hadir dan memberi ceramah di forum kongres partai itu. Yang isi ceramahnya juga soal Pancasila –menurut jalan pikiran beliau. Orang seperti Megawati sangat tertarik dengan jalan pikiran Prof. Yudian.