“Barangsiapa selalu mengerjakan salat lima waktu tepat pada waktu utamanya, maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam kemuliaan, yaitu dicintai Allah, badannya selalu sehat, keberadaannya selalu dijaga malaikat, rumahnya diberkahi, wajahnya menampakkan jati diri orang shalih, hatinya dilunakkan Allah, dimudahkan saat menyebrang As-Shirath seperti kilat, akan diselamatkan Allah dari api neraka,dan Allah menempatkannya di surga kelak bertetangga dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka dan tidak pula bersedih hati.”
Selain kemuliaan ketika mengerjakan salat diawal waktu, ada satu lagi yang menyita perhatian kita yaitu kemuliaan seorang mukmin tatkata ia mengerjakan shalat berjamaan di masjid.
Namun, sayangnya masih saja banyak masyarakat yang memilih untuk salat sendiri di rumah dibandingkan berjamaah. Padahal kini sudah banyak dibangun tempat ibadah (masjid).
Baca Juga:Gereja di Karawang Kebanjiran, Umat Kristiani Kesulitan IbadahLahan Masjid Digugat, Puluhan Ibu-ibu Majlis Taklim Beraksi Membela
Hampir setiap daerah bahkan setiap RT memiliki masjid yang digunakan sebagai tempat ibadah, yang mana memudahkan jamaaah agar dapat melakukan salat secara berjamaah.
Masjid adalah rumah ibadah, rumah Alloh, tempat ibadah dan peradaban manusia. Masjid yang ideal seperti pada jaman Rosululloh semestinya menjadi pusat ibadah, pusat pendidikan, pusat informasi, pusat kegiatan social dan pusat mencerdaskan masyarakat.
Terlebih seperti sekarang ini, beberapa daerah di Indonesia tengah dilanda musim hujan yang menyebabkan banyak masyarakat yang enggan untuk melaksanakan salat berjamah di masjid dan lebih memilih di rumah.
Padahal begitu besar kemuliaan orang yang mengerjakan salat berjamaah di masjid, diantaranya:
Keutamaan salat berjamaah dibandingkan salat sendirian adalah pahalanya lebih besar.
Artinya: “Salat berjamaah melampaui salat sendirian dengan (mendapatkan) 27 derajat.” (HR. Bukhari).
Dijauhkan dari sifat munafik
Dalam sebuah hadist Nabi bersabda:
“Tidaklah ada salat yang lebih berat bagi orang-orang munafik melebihi salat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjama’ah) meskipun dengan merangkak.” (Muttafaqun ‘Alaih)