Artinya, Hernawan berpendapat, hari ini pengrajin berjalan sendiri-sendiri. Sudah saatnya Pemda mempersatukan pengrajin kayu dan beri wadah hingga memfasilitasi.
“Saya sudah ajukan ke setiap dinas agar ada satu stand khusus sovenir di rest area untuk jual karya pengrajin-pengrajin Subang, sampai hari ini belum realisasi. Apalagi menghadapi Subang ke depan sebagai salah satu Kabupaten segitiga emas Jawa Barat, momentumnya bagus,” jelasnya sambil berapi-api.
Masa Kebangkitan
Hingga akhirnya peejuangannya tidak sia-sia, pada 21 Februari 2020, Hernawan bersama 20 pengrajin lainnya, yang tergabung di Evan Art Gallery, Art Zone dan DOLZ Galery mendapati suntikan modal dari PT Dahana, untuk kemudian memproduksi sekitar 6.300 pcs miniatur binatang ke Jerman dengan bimbingan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT)-UMKM Kabupaten Subang, DKUPP Kabupaten Subang.
Hernawan mengucapkan terimakasih atas kesempatannya, bisa mewakili Kabupaten Subang melakukan ekspor perdana ke Jerman. Dirinya mengaku hal tersebut merupakan proses panjang, dengan segala luka liku yang selama ini dia hadapi.
Baca Juga:Dinsos Subang Wujudkan Pemerintahan dan yang Bersih KorupsiJalan Patimban Rusak, Kemenhub dan Kontraktor akan Perbaiki
“Tidak punya pencapaian ingin ekspor seperti dulu segala, kami yang penting punya cita-cita seluruh pengrajin handycraft di Subang bisa bersatu saja niat awalnya. Kemudian menjalin kemitraan dengan PT Dahana, dibimbing juga PLUT, akhirnya menemukan buyer, melalui agen, alhamdulialh,” pungkasnya.