Tapi petugas menara bandara Karachi menegaskan satu hal: pesawat itu hanya bisa mengisi bahan bakar di Karachi. Tidak ada fasilitas layanan lain apa pun.
Artinya: pesawat tidak akan bisa mendapat gate. Dan penumpang tidak bisa turun dari pesawat.
Itu saja sudah sangat baik. Daripada penumpang harus terkatung-katung di udara –setelah 17 hari terkatung-katung di laut.
Pukul 9 malam pesawat pun mendarat di Karachi.
Baca Juga:Jaga Ekosistem Pantai Blanakan, Aktivis Tanam 1.000 Pohon MangroveUu Khoerul Umam Pimpin MWC NU Pamanukan
Persoalan menjadi rumit ketika diketahui para penumpang itu adalah eks Westerdam.
Mulailah muncul tanda tanya.
Ketika isi bahan bakar selesai pesawat tidak boleh langsung terbang. Dan lagi juga belum jelas akan terbang ke mana.
Penumpang terus menunggu di dalam pesawat. Setelah tertahan lebih 7 jam akhirnya happy ending: Amsterdam bisa menerima mereka.
Bahan bakar pun sudah cukup. Tidak perlu transit lagi di Istanbul.
Dari Amsterdam mereka menyebar ke negara masing-masing.
Tiba di rumah mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan: secara suka rela mengarantina diri. Hanya tinggal di rumah. Selama 14 hari.
Mereka tahu diri. Masyarakat sekitar mencurigai mereka habis-habisan –sebagai pembawa virus Corona.
Untuk keperluan makan pun anak atau keluarga yang memasok. Tiap hari sang anak menaruh rantang di depan rumah. Lalu pergi.
Baca Juga:Camat Pagaden Apresiasi Potensi MasyarakatBaznas Apresiasi Keseriusan Bupati Terapkan Perbup Wajib Zakat bagi ASN
Setelah si pengantar menjauh barulah tuan rumah mengambil ransum itu untuk dimakan.
Semua kesulitan itu gara-gara satu rumah sakit. Namanya RS Sungai Buloh. Di Kuala Lumpur itu.
Rumah sakit itulah yang mengatakan wanita 83 tahun itu terkena virus Corona. Pun setelah dites ulang.
Padahal ternyata tidak.
Dua hari lalu Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah sendiri yang akhirnya mengumunkan: hasil tes di RS Sungai Buloh itu salah.
Wanita 83 tahun itu memang sakit tapi bukan terjangkit virus Corona.
Sampai kemarin keadaan pasien sudah kian baik. Tapi masih belum keluar dari Sungai Buloh.
Yang ikut gembira adalah lebih 1.500 orang yang masih berada di Westerdam. Yakni 747 awak kapal dan 781 penumpang.
Sebagian awak kapal itu dari Indonesia. Sebagian sudah pulang. Bukan karena virus. Tapi kontrak kerja mereka memang sudah habis.