“Saya sampaikan kabar baik di tahun ini sebanyak 12 ribu hektare lahan yang tadinya kebun akan kita jadikan hutan agar serapan air jadi maksimal, maka potensi bencana bisa berkurang,” ujarnya.
Reboisasi ini akan dilakukan di berbagai daerah di Jabar khususnya wilayah tengah ke selatan yang memiliki potensi banjir dan longsor cukup tinggi.
Sementara itu, Ketua Dewan Lingkungan Hidup Kemang Pratama, Razaki, menuturkan bahwa kehadiran gubernur dalam penanaman 8.000 pohon ini merupakan bentuk perhatian yang sangat besar terhadap kondisi lingkungan di wilayahnya.
Baca Juga:Doa Tolak Bencana Corona Menggema di Festival Pendidikan Al-Qur’an di Ponpes Al-MizanHeri Partomo: Beras Tidak Sesuai Silahkan Tolak
“Tujuan dari gerakan Kemang Pratama menanam delapan ribu pohon ini untuk menghijaukan atau reboisasi daerah kita, di mana 40 persen lahan Kemang Pratama ini di bawah dari permukaan air sungai sehingga hujan sedikit pasti tergenang oleh luapan air sungai ini,” kata Razaki.
“Memang sudah pakai tanggul tapi tidak menyelesaikan masalah karena air dari sebelah timur atau perkampungan masuk semua ke sini,” tambahnya.
Razaki menuturkan, sebanyak 32 titik tanggul di Kemang Pratama telah jebol saat terjadi luapan air sungai. Untuk itu Dewan Lingkungan Hidup Kemang Pratama terus berupaya menghijaukan bantaran sungai yang sudah terabrasi.
“Kita juga bekerja sama dengan BBWS dan pemerintah daerah untuk bagaimana memperkuat lagi bantaran sungai salah satunya dengan menanam pohon vetiver dan pohon lainnya seperti yang sedang dilakukan saat ini,” ujarnya.
Selain itu, gerakan menanam delapan ribu pohon di Kemang Pratama bertujuan membuat hutan mini di area pinggir sungai sebagai wahana edukasi dan konservasi tanaman langka serta menginisiasi gerakan Kemang Pratama Berkebun. (rls)