Produksi gula nasional menunjukkan stagnasi dalam satu dasawarsa terakhir. Ia tak mampu membendung laju konsumsi dan kencangnya arus importasi.
Kondisi ini kian memperparah lebarnya jurang produksi dan konsumsi gula. Kementerian Pertanian tahun lalu memproyeksikan produksi gula mencapai 2,5 juta ton pada 2019.
Proyeksi ini meningkat 11 persen dari target produksi gula 2018 sebesar 2,2 juta ton. Sementara, Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menyebutkan kebutuhan gula kristal putih (GKP) nasional akan terus meningkat, sehingga kebijakan impor bahan baku masih dibutuhkan.
Baca Juga:Dorong Optimalisasi Infrastruktur Tempat Pelelangan Ikan, DPRD Anggarkan Rp3,5 MiliarForum Komunikasi Pendidikan Al Quran Karawang Giatkan Gerakan Membaca Alquran
Kebutuhan gula konsumsi nasional diperkirakan 2,9 juta ton pada 2019 silam. Sisi lain total kebutuhan gula industri dan konsumsi mencapai 5,3 – 5,5 juta ton per tahun. Kurang 2,2-2,5 juta ton dipenuhi gula impor. Yang mendasarinya prediksi pertumbuhan industri makanan dan minuman 8–9% pada 2019.
Kondisi yang tak jauh beda diperkirakan terjadi pada 2020. AGI menyebut produksi gula pada 2020 diperkirakan hanya 2,1 juta ton, turun 10% dari tahun 2019 (2,2 juta ton).
Musim kemarau menjadi kambing hitam anjloknya produksi. Penurunan produktivitas gula tak mampu mencukupi kebutuhan konsumsi gula nasional mencapai 3,1 juta ton.
Kondisi tersebut cukup jadi rasionalitas AGI untuk menyebut impor 1,3 juta ton gula konsumsi pada 2020. Kebutuhan gula untuk konsumsi dan industri serta besaran impor guna menutupi kekurangan diperkirakan tak akan jauh bergeser dari tahun lalu.
Solusi Impor
Berkaca pada tahun sebelumnya, sepertinya kebijakan impor masih menjadi andalan pemerintah mengatasi kemelut gula. Buktinya, awal 2020 ini Bulog mengusulkan pemerintah segera mengimpor gula konsumsi sebanyak 200.000 ton.
Begitupun Badan Ketahanan Pangan (BKP) tidak mau ketinggalan telah mengusulkan importasi baru untuk gula konsumsi sebanyak 130.000 ton dari India. Alasannya harga yang terus melonjak. Hal ini menambah deretan angka impor yang ugal-ugalan.
Jauh sebelum itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menyebut, pada Januari-November impor gula Indonesia mencapai 4,6 juta ton (1,66 milliar dolar AS). Demikian mengalami peningkatan di diperiode yang sama pada 2017 sebesar 4,48 juta ton.
Baca Juga:Demokrat Tertarik Koalisi dengan NasdemSetiap RW di KBB Akan Terima Bantuan Rp 30 Juta
Sementara itu data USDA pada 2018 menyebut pada 2017-2018 Indonesia merupakan negara importir gula terbesar dunia (4,45 juta metrik ton) mengungguli Amerika Serikat dan Tiongkok.