Untuk menghasilkan beragam benih unggul sayuran tersebut, Ewindo bekerjasama dengan sekitar 17.000 petani produksi benih dan lebih dari 70.000 tenaga kerja polinator yang
bekerja pada petani produksi yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.
Selain itu, Ewindo juga telah membina lebih dari 7 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Petani hortikultura bisa mendapatkan hasil Rp7 juta per bulan
Berdasarkan pengalaman Ewindo, petani sayuran mitra Cap Panah Merah dapat memperoleh hasil lebih dari Rp20 Juta per bulan untuk luasan satu hektare budidaya jenis oyong, terong dan mentimun. Ini lebih tinggi dibandingkan tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai.
Baca Juga:Antisipasi Penyebaran Virus Corona di Pabrik, RS Lira Medika Karawang Gelar SosialisasiKomitmen Tata Lingkungan, Jadikan SMPN 3 Subang sebagai Sekolah Adiwiyata
Dengan luasan sepertiga hektare, petani hortikultura bisa mendapatkan hasil Rp7 juta per bulannya. Budidaya pertanian dengan menggunakan benih juga sedang menjadi
prioritas dari Pemerintah Indonesia.
Melalui Kementerian Pertanian, pemerintah mendorong agar petani, terutama petani bawang merah, beralih menggunakan benih dibanding umbi sebagai bibit. Dengan menggunakanbenih, petani akan mendapatkan banyak keuntungan dibandingkan menggunakan cara konvensional menggunakan umbi.
Selain lebih murah, penggunaan benih juga lebih tahan dengan serangan penyakit atau virus, dan produksinya bisa meningkat hampir dua kali lipat.
“Melalui penyediaan benih unggul dan pembinaan kepada petani, kami optimistis mampu membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kecil.
Ewindo berkomitmen untuk terus melakukan riset guna menghasilkan varietas sayuran tropis hibrida terbaik bagi petani dan masyarakat,” ucap Glenn.(add/vry)