LEMBANG-Antisipasi penyebaran infeksi virus corona (Covid-19), The Great Asia-Afrika (TGAA) Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB) menerapkan pola siaga satu. Hal ini sesuai arahan dari Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat serta Pemerintahan Daerah (Pemda) KBB yang mengimbau pengelola wisata untuk meningkatkan pengawasan terhadap pengunjung wisata, khususnya wisatawan dari mancanegara.
Sebelum pengunjung melakukan aktivitas wisata, setiap pengunjung yang datang ke TGAA mesti menjalani pemeriksaan suhu tubuh. Thermal scanner (pendeteksi virus Corona melalui pengukuran suhu tubuh) yang disediakan pengelola ini, merupakan standar awal untuk mengantisipasi penyebaran infeksi virus corona seperti halnya yang diberlakukan di bandara maupun kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
Demikian disampaikan, Public Relations And Promotion the Great Asia-Afrika, Intania Setiati. Dikatakan dia, sejak kemunculan isu virus corona, pihaknya telah menyediakan thermal scanner di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh setiap wisatawan yang datang dan menyediakan hand sanitizer (cairan pembersih tangan) di setiap sudut TGAA.
Baca Juga:Tahun ini, Semua Wilayah Jadi Kampung KBWarga Antusias Ikuti Senam Sehat Subang Jawara
“Dari awal isu ini muncul kita sudah persiapan. Thermal scanner itu kita tempatkan di pintu awal sementara cairan pembersih tangan kita sediakan di berbagai sudut TGAA,” terang Intan saat ditemui di lokasi, Jumat (13/3).
Sejauh ini, dia memaparkan, belum ada satu pun pengunjung TGAA yang suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celsius. “Kita pantau terus dan alhamdulilah belum ada wisatawan yang suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celsius. Kalau nanti kedapatan ada, tentunya akan kita tahan dulu untuk tidak masuk tapi dengan cara yang baik dan akan kita imbau untuk membatalkan rencana kunjungan supaya yang bersangkutan bisa istirahat serta memeriksakan kondisi kesehatannya,” ungkapnya.
Diakui Intan, beberapa waktu ini, sejak wabah virus corona terkonfirmasi di Indonesia, kunjungan wisata ke TGAA mengalami penurunan. Termasuk penurunan kunjungan dari wisatawan domestik. “Di sini itu didominasi wisatawan domestik tapi ada penurunan 20 sampai 30 persen termasuk di weekend. Biasanya memang didominasi rombongan Study Tour siswa tapi karena ada imbauan untuk anak-anak meminimalisir karya wisata dari Disdik, secara otomatis berkurang apalagi pengunjung kita juga mayoritas dari yang studi tour. Jadi agak turun juga,” tukasnya.