Sektor Wisata Alami Penurunan Pengunjung
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat, Dedi Taufik menyebut setelah Jawa Barat berstatus Siaga 1 wabah Novel Corona Virus atau Covid-19, sektor pariwisata di Jawa Barat terkena dampaknya sehingga mengalami penurunan.
Penurunan jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Barat tercatat sekitar 5 persen. “Ya betul memang ada penurunan kurang lebih sampai 5 persen. Ada penurunan terutama di kawasan Bandung Raya, kemudian juga ada di Bekasi dan Karawang,” ungkap Dedi.
Untuk pencegahan meluasnya penyebaran Covid-19, pihaknya turut membatasi kedatangan wisatawan asing dari sejumlah negara, terutama yang sudah terdeteksi positif Covid-19. “Kita tentu tidak mau ambil resiko, jadi perlu ada pembatasan kunjungan wisatawan dari beberapa negara. Seperti dari Italia, Saudi Arabia, apalagi dari Cina,” katanya.
Baca Juga:Tahun ini, Semua Wilayah Jadi Kampung KBWarga Antusias Ikuti Senam Sehat Subang Jawara
Menyadari ada penurunan kunjungan wisatawan, terutama dari luar negeri, Dedi menjelaskan Pemprov Jabar tengah merancang beberapa strategi demi menjaga kestabilan kunjungan wisatawan dalam negeri. “Kita minta pengelola wisata itu memberikan suguhan wisata yang unik untuk wisatawan lokal, jangan mengandalkan yang sudah ada saja.
Kemudian juga membuat beberapa atraksi atau festival yang ada di kabupaten kota. Supaya menggeliatkan minat wisatawan lokal,” terangnya.
Pihaknya juga mengimbau agar pengelola wisata menyiapkan alat pengukur suhu tubuh serta menyediakan masker dan hand sanitizer sebagai langkah antisipasi penyebaran Covid-19 di destinasi wisata. “Bisa juga minta ke Dinas Kesehatan di masing-masing daerah untuk menyediakan pendeteksi suhu tubuh di lingkungan wisata. Atau pengelola wisata mau pengadaan mandiri juga bagus,” tegasnya.
Terkait imbauan dari Gubernur Jawa Barat untuk menunda sejumlah kegiatan yang sifatnya massal atau mendatangkan banyak orang, Dedi menyebut yang dimaksud Ridwan Kamil bukan penundaan acara, melainkan pihak pengelola harus memiliki langkah antisipasi. “Bukan ditunda ya. Saya pikir perlu kehati-hatian. Tapi yang penting kan kita berperilaku hidup bersih dan sehat,” paparnya.(eko/sep)