Tapi di saat Rizal berumur 29 tahun kesempatan itu datang. Jauh lebih cepat dari yang ia bayangkan.
Saat itu ada pengusaha yang membangun bengkel Honda di Mojokerto –50 Km di barat Surabaya.
Mula-mula teman Rizal yang ditugaskan menjadi kepala bengkel di sana. Hanya tahan dua minggu. Si pengusaha merasa tidak cocok. Ia minta agar Honda mengirim tenaga yang lain.
Baca Juga:PSK Janem Dicekik dan Dibekap Bantal Hingga TewasPasar Delapan Desa Masuk Musrenbang 2021
Pengganti itu pun hanya tahan dua bulan. Si pengusaha minta diganti. Yang lebih bagus lagi.
Dikirimlah Rizal.
Waktu itu Rizal sudah punya piagam ”juara nasional” teknisi Honda. Ia memang diikutkan kejuaraan nasional setelah menjuarai tingkat Provinsi Jatim.
Yang dilombakan mulai dari keramahan menyambut mobil konsumen sampai kecepatan menyelesaikan masalah.
Misalnya, ia harus tahu siapa nama pemilik atau yang membawa mobil ke bengkel itu. Untuk itu ia harus memperkenalkan diri dulu kepada tamunya.
Dengan sikap yang ramah tapi meyakinkan. Lalu bertanya siapa nama sang tamu. Juga dengan nada dan gaya bertanya yang sopan, menghargai dan percaya diri.
Sejak mengetahui nama sang tamu, petugas bengkel harus selalu menyebut nama tamunya itu di setiap pertanyaannya. Misalnya: Bu Rina, ada keluhan apa?
Menurut doktrin Honda, setidaknya petugas harus menyebut nama tamunya tujuh kali –dari saat datang sampai mobil siap ditangani.
Baca Juga:1.253 Calon TKI Tertunda KeberangkatannyaBupati Tunda Perayaan Hari Jadi Subang untuk Selamatkan Rakyat
”Waktu lomba, saya bisa sampai menyebut nama tamu sembilan kali,” ujar Rizal.
Pun saat menyelesaikan masalah mobil sang tamu. Rizal yang paling cepat waktunya dan benar prosesnya.
Begitu ditugaskan menjadi kepala bengkel di Mojokerto itu Rizal pun tahu: ini bukan lagi hanya masalah kepintaran teknis. Ini sudah menyangkut kemampuan manajemen dan leadership.
Tapi yang lebih penting lagi: ini menyangkut mimpi untuk bisa mendapat jabatan kepala bengkel seperti ayahnya.
Ia tahu mengapa pemilik bengkel di Mojokerto itu tidak puas dengan dua temannya terdahulu: bengkel baru dan besar itu sering kosong. Setiap bulan hanya 14 mobil yang diservis di situ.
Rizal tidak mempersoalkan bahwa ia harus kehilangan status sebagai karyawan bengkel Honda. Ia harus pindah menjadi karyawan pengusaha Mojokerto itu.