Oleh: Dahlan Iskan
Siapa ‘pasien zero’ Covid-19?
Itulah yang terus dicari. Oleh siapa pun. Terutama ilmuwan bidang virus.
Pasien zero di Korea Selatan sudah diketahui: wanita berumur 60 tahun jemaat gereja Jagat Baru itu. Yang dianggap aliran sesat itu. Dialah pasien pertama Covid-19 di Korsel.
uh sebelum akhir Desember.
“Covid-19 sudah mulai berjangkit tanggal 17 November 2019,” tulis hasil penelusuran itu.
Ilmu pengetahuan tentu akan bisa mengungkapkan siapa pasien zero itu. Lalu akan diteliti lebih lanjut asal-usulnya.
Baca Juga:Antisipasi Penyebaran Virus Korona, Pemprov Jabar Keluarkan Kebijakan ASN Kerja FleksibelRSUD Subang Tiadakan Jam Besuk
Ilmu pengetahuan telah berhasil mengungkapkan bahwa Raja Firaun (Ramses V) meninggal karena virus smallpox. Itulah virus mematikan zaman itu –yang konon juga melumpuhkan pasukan gajah Abrahah yang akan menghancurkan Ka’bah.
Tentu deteksi terhadap ‘pasien zero’ Covid-19 akan lebih mudah dilakukan. Belum lama terjadi. Meski harus bongkar-bongkar abu kremasi.
Untuk sementara apa boleh buat. Wuhan dianggap sebagai tempat bermulanya Covid-19. Tiongkok tidak membantahnya.
Tapi Tiongkok menjadi sangat marah. Terutama ketika seorang senator Amerika melontarkan tuduhan aneh. Bahwa Covid-19 itu berasal dari senjata biologi Tiongkok yang bocor. Yakni dari sebuah laboratorium di Kota Wuhan.
Nama senator itu: Thomas Cotton. Biasa dipanggil Tom Cotton. Umur 42 tahun. Anggota Partai Republik. Dari dapil Arkansas.
DI’s Way pernah menulis: memang ada laboratorium biovirus di Wuhan. Lokasinya 36 km di luar kota Wuhan. Di situlah dihimpun kotoran kelelawar terbanyak di dunia. Yang diambil dari gua mana pun di Tiongkok. Untuk diteliti oleh para ahli virus.
Ilmuwan sedunia sudah meninjau laboratorium itu. Mereka menyimpulkan Covid-19 tidak ada hubungannya dengan laboratorium tahi kelelawar tersebut.
Baca Juga:Tanaman Kina Disebut Bisa Memblokade Covid-19Camat Sukasari Minta Kades Antisipasi Penyebaran Corona
Maka ganti Tiongkok melontarkan tuduhan yang sangat menghebohkan. “Bisa jadi Covid-19 ini dibawa ke Wuhan oleh tentara Amerika,” ujar Zhao Lijian.
Zhao bukan orang sembarangan. Jabatan resminya adalah juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Berarti pernyataannya itu sangat resmi.
Apalagi pernyataan itu tertulis. Diunggah di Twitter. Dan sampai hari ini –lima hari setelah diunggah– tidak juga dicabut.
Zhao pun menantang Amerika untuk buka-bukaan. “Coba umumkan kapan pasien zero terjadi di Amerika? Di rumah sakit mana?,” tulis Zhao –seperti sudah punya informasi itu. “Bukalah. Umumkanlah,” tulisnya.