Oleh: Drs.Priyono,MSi
(Dosen dan Wakil Dekan I Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Perkembangan virus corona di Indonesia kian hari kian memburuk. Kini Indonesia menempati peringkat pertama dengan rate kematian 8,370 % disusul Italia dengan angka 17,169 % dan disusul peringkat 3 Iran dengan persentase 4,523. China sebagai Negara asal penyebar virus berada di posisi 3.929 persen.
Jumlah suspect atau pasien positif corona terus mengalami kenaikan. Jumlah terbaru menunjukan bahwa per 19 Maret 2020 pasien positif sebanyak 227, negatif 1.083, sembuh 11, dan meninggal sejumlah 19 orang.
Kot Surakrta menjdi salah satu daerah yang telah ada kasus positif kasus corona (kemenkes). Tak ayal hal tersebut berparuh pada mobilitas penduduk yang ada baik di Kota Solo sendiri maupun daerah di sekitarnya.
Baca Juga:Serangan Covid-19 dan Problematika Pembelajaran DaringRem Blong, Dua Orang Tewas Terseret Truk
Beberapa perguruan tinggi pun menerapkan kebijakan jeda kuliah selama kurun waktu tertentu, sebab adanya jeda waktu tersebut banyak mahasiswa yang memutuskan memilih untuk pulang ke daerah asal. Alasan tersebut didasari pada kondisi Kota Solo yang mulai tidak kondusif dengan maraknya pemberitaan yang ada. Selain itu, mereka akan merasa lebih aman jika berkumpul dengan keluarga yang ada di rumah.
Pilih pulang ke kampung halaman
Sebagian besar mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta kembali ke kampung halamannya.
Namun, beberapa memang masih ada yang stay di Kota Solo mengingat jarak rumah yang cukup jauh, yang mana harus melakukan penyebrangan baik udara atau laut (luar Pulau Jawa) sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal dari mahasiswa yang lain, atau memang sengaja berdiam di Kota Solo karena suatu alasan tertentu. Kampus UMS terasa sepi mahasiswa, hanya satu dua yang konsultasi skripsi atau minta tanda tangan berita acara skripsi dan penentuan judul skripsi.
Kepulangan mahasiswa ke kampung halaman tentu saja akan mendapatkan respon positif baik dari keluarga maupun masyarakat sekitar mengingat keadaan yang sedang tidak baik-baik saja.
Sayangnya, tidak semua elemen memetik dampak positif tersebut. Sebut saja pedagang dan pelaku perekonomian yang terdapat di sekitar kampus, mereka mengaku mengalami penurunan omset yang cukup signifikan akibat dari merebaknya kasus corona di Kota Solo.