Klaim Barat bahwa Islam merendahkan perempuan seolah dijadikan masyarakat kelas bawah tentu sangat tidak berdasar. Bahkan hanya Islam satu-satunya paham atau ideologi yang memandang mulia seorang perempuan.
Khotimah
Segala permasalahan perempuan yang ada saat ini meliputi kemiskinan, kebodohan, kekerasaan dan lain sebagainya bukan karena permasalahan perbedaan peran aktif perempuan di ranah publik mereka. Melainkan segala permasalahan yang ada termasuk yang menimpa laki-laki diakibatkan oleh tatanan hidup yang rusak. Sistem buatan manusia yang tidak sesuai dengan fitrah manusia sangat nyata menghancurkan kehidupan umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Solusi kesetaraan gender yang ditawarkan Barat sangat jelas merupakan racun yang mematikan.
Wahai kaum Muslimah, sudah saatnya kita bangkit dengan Islam. Islam sebagai satu-satunya solusi atas segala permasalahan hidup manusia. Ideologi Islam yang mengatur urusan ekonomi, politik, sosial-budaya dan ranah domestik perempuan. Sudah banyak bukti mengenai peran perempuan di ranah publik, tanpa meninggalkan ranah domestiknya. Ummul Mukminin Aisyah r.a dengan kecerdasannya senantiasa dimintai pendapat mengenai permasalahan-permasalahan kehidupan. Fatimah binti Ubaidillah yang mampu melahirkan sosok imam besar, Imam Syafi’i. Mariam Al Ijliya seorang muslimah pembuat astrolabe (instrument global position yang menentukan posisi matahari dan planet-planet lainnya). Masih banyak muslimah lainnya yang begitu besar kontribusinya dalam peradaban Islam.
Baca Juga:KM- Politeknik STTT Bandung Resmi Tunda PemiluCorona, Distance Learning, dan Pendidikan Karakter
Besarnya kontribusi seorang Muslimah dalam peradaban Islam tidak terlepas dari pandangan hidup Islam yang diimplentasikan dalam kehidupan. Khalifah akan mendorong siapapun baik muslim atau muslimah untuk berkontribusi dalam kemajuan peradaban Islam. Kontribusi mereka didasari oleh landasan aqidah Islam, bukan materi belaka. Namun reward (hadiah) besar akan diberikan oleh para pemimpin sebagai bentuk apresiasi atas usahanya dalam membangun peradaban Islam.
Wallahu ‘alam bi ash showab. (*)