Mungkin Trump punya pikiran kalau yang lemah-lemah itu sudah banyak yang hilang daya saing Amerika sangat tinggi lagi. Ekonominya tidak diganggu oleh yang lemah-lemah itu. Yang hanya menggerogoti anggaran negara.
Adakah Trump juga lagi melakukan gerakan pemurnian kembali jati diri Amerika?
Golongan miskin di Amerika tentu termasuk yang lemah. Apalagi mereka tidak punya jaminan asuransi. Biarlah mereka itu mati sendiri. Toh selama ini mereka hanya ngrepoti.
Baca Juga:BPJAMSOSTEK Berlakukan Layanan tanpa Kontak FisikReses di Subang, Heri Ukasah: Pembangunan Desa Perlu Sentuhan
Orang-orang kaya umumnya punya jaminan asuransi. Kalau pun tidak mereka mampu membayar dokter. Virus kali ini tidak akan mematikan mereka yang sejak awal sudah dirawat dengan baik.
Trump sendiri termasuk golongan mampu itu. Apalagi ia sudah test –dan hasilnya negatif Covid-19.
Maka biarlah wabah itu mewabah. Akan terjadi sendiri seleksi alam sesuai dengan hukum pasar bebas. Mayoritas –yang unggul itu– akan sembuh. Lalu memiliki kekebalan bersama —herd immunity.
Dari situlah muncul teori herd immunity itu. Biarkan semua orang kena virus. Agar muncul kekebalan bersama –sambil membiarkan yang lemah mati.
Maka kini ada tiga teori untuk menghadapi Covid-19 ini: lockdown, social distancing, dan herd immunity.
Tinggal pilih yang mana.
Ternyata ada pemikiran filsafat yang serius di balik sikap Trump yang kelihatan kejam itu.
Mungkin Hitler, Pol Pot, Machiavelli, Ken Arok juga orang-orang yang punya filsafat tinggi sebelum melakukan kekejaman mereka.
Baca Juga:Panen Hadiah Simpedes, BRI Subang Bagi-bagi HadiahStok Sembako di Pantura Masih Aman
Itu juga bisa dilihat dari konsistensi Trump dalam mengusulkan stimulus ekonomi. Yang nilainya tremendous. Untuk mengatasi kemacetan ekonomi akibat Covid-19.
Nilai stimulus itu luar biasa besar: USD 2 triliun. Setara dengan Rp 34.000.000.000.000.000. Atau mirip dengan APBN Indonesia selama 15 tahun.
Itu baru stimulus.
Tapi usulan itu terganjal di persetujuan Senat. Semua anggota Senat yang dari Demokrat menolak. Semua anggota Senat yang dari Republik setuju.
Sebenarnya itu sudah cukup untuk memenangkan usulan Trump. Republik adalah mayoritas di Senat.
Tapi lima orang anggota Senat dari Republik tidak bisa ikut pemungutan suara: yang dua orang karena terkena Covid-19. Yang tiga orang lagi lagi isolasi diri secara sukarela.