Oleh: Adhan Efendi, M.Pd.
Dosen Politeknik Negeri Subang
Merebaknya virus korona (Covid-19) menyebabkan semua aspek kehidupan berubah secara drastis, perubahan tersebut menuntut dunia pendidikan Indonesia menyesuaikan diri agar proses pembelajaran tetap berjalan secara efektif. Pembelajaran daring menjadi opsi menarik. Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas.
Melalui jaringan, pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas (Yusuf dan Nur, 2015:01). Hal tersebut dapat diartikan bahwa proses tatap muka dapat dilakukan melalui sistem online/ menggunakan internet dan aplikasi sebagai media pembelajarannya.
Saat ini kita ketahui bahwa pembelajaran daring telah diterapkan dari tingkat pendidikan dini, pendidikan menengah, pendidikan atas, dan perguruan tinggi. Pada tingkat Perguruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia cepat tanggap untuk mengikuti arus perkembangan ini dengan menjalankan program Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (PDITT). Pada tahap awal, PDITT dijalankan oleh enam perguruan tinggi ternama di Indonesia dan diharapkan dapat melibatkan partisipasi perguruan tinggi lainnya pada tahap selanjutnya.
Baca Juga:Ujian Nasional Dibatalkan, Disdikbud Tunggu Surat ResmiPKB-PCNU Dirikan Posko Bersama, Siapkan Masker dan Hand Sanitizer
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran daring cukup efektif diterapkan dibeberapa bidang keilmuan, terutama bidang keilmuan yang bersifat teoritis, namun penerapan pembelajaran daring menjadi pilar utama dalam bidang pendidikan vokasional apakah cukup efektif! Pertanyaan tersebut didasari karena pendidikan vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik menerapkan 70% pratikum dan 30% teori. Output yang diharapkan dalam pendidikan vokasional adalah pengetahuan dan kompetensi (skill).
Dasar dari Pendidikan Vokasional (Politeknik)
Pendidikan vokasional bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar siap kerja dan bekerja dibidang sesuai dengan kemampuan serta keterampilan yang dimiliki. Kemampuan serta keterampilan itu didapatkan peserta didik melalui training (pelatihan), teori dan praktik selama mereka belajar dibangku sekolah kejuruan. Charles Allen Proser dalam bukunya yang berjudul “Vocational Education in a Democracy” menyimpulkan 16 dasar teori pendidikan kejuruan.
16 teori tersebut sampai hari ini menjadi dasar dari berdirinya pendidikan kejuruan tersebut. Salah satu dari 16 teori tersebut berbunyi pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.