Rakyat diimbau untuk membatasi diri dari kerumunan dan keramaian massa. Juga harus disiplin selama masa diliburkan bagi sekolah ini. Jika abai, akan diperpanjang sampai situasi aman. Ada yg disiplin, jangan ada yang malah piknik.
Informasi korban dan sebaran Covid-19 ini setiap saat bisa dipantau di layar televisi, koran bahkan internet. Begitu masifnya.
Melonjaknya bawang putih hingga Rp40 ribu/kg sempat Rp70 ribu, bawang bombay hingga Rp100 ribu lebih/kg, pun kita rasakan. Wajar saja karena kita tergantung pada impor. Tanpa disadari, begitulah pengaruh media massa ditambah sosial media yang tak lepas dari tangan kita.
Baca Juga:Cegah Hoaks dan Isu SARA jelang PILKADA Serentak 2020 PPB buat Video EdukasiInnalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Wafat di RS Slamet Riyadi Solo
Untuk sementara terlupakan kasus besar sebelumnya di dalam negeri yang hot seperti kasus Jiwaseraya, ASABRI, bahkan belum ditemukannya Harun Masiku, hatta pro-kontra Omnibus Law yang tujuan mulanya demi kepentingan investasi. Lahirnya Omnibus Law ini dianggap sebagian pakar dan publik mentropedo sekian banyak undang-undang yang ada. Wajar jika terjadi tentangan dari komponen rakyat, semisal buruh. Adanya Omnibus Law ini setidaknya terjadi kontraksi sosial politik.
Kasus bulliying di sekolah, kekerasan guru vs murid, juga sebaliknya. Tiba-tiba senyap. Hening. Kita lupa sejenak.
Lantas apakah kita hanya akan fokus pada masalah virus Corona ini? Atau masalah lainnya? Mencegah Covid-19 itu wajib kita semua melakukannya. Urusannya nyawa. Sisi lain kita juga harus tetap bekerja demi meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik selanjutnya. Mencari nafkah. Setidaknya survival-lah!
Kabar terbaru pemerintah kita akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) dari APBN untuk 15,2 juta keluarga miskin terdampak Covid-19 yang katanya akan dicairkan per April lusa. Belum diketahui berapa kisarannya. Baru pada tahap instruksi belum pada teknis, masih digodok. Khususnya mereka yang bekerja harian seperti pedagang kaki lima, pedagang keliling, ojek, sopir angkutan umum, tukang parkir, buruh pasar, dan ratusan sektor informal lainnya. Mereka sangat tergantung dengan mata pencahariannya yang diperoleh dengan bekerja setiap hari itu mendapatkan BLT.
Pemerintah juga saatnya sudah sediakan kebutuhan primer rakyat, yakni ketersediaan bahan pangan.