Selain faktor iklim yang memengaruhi pertumbuhan penduduk, permasalahan kependudukan yang terjadi di Benua Asia saya rasa lebih kompleks mengingat benua tersebut juga merupakan benua terluas yang ada saat ini.
Prospek dinamika kependudukan ke depan akan terjadi pergeseran yang cukup signifikan. Mencermati dua sumber data penduduk Internasional standar dunia yaitu World Population Data Sheet 2019 dan proyeksinya dan World population Booklet 2019 dan variannya maka ke depan di Negara maju akan kebanjiran penduduk usia tua 65 keatas karena kesejahteraan meningkat sehingga menjadikan usia harapan hidup juga akan meningkat dan akan akan menimbulkan problem tersendiri.Jika tahun 2018, mereka ageng population sebesar 9 persen di dunia tapi proyeksi tahun 20150 meningkat drastic menjadi 16 persen dan sebaliknya persentase penduduk umur kurang 15 tahun sebesar 26 persen pada tahun 2018 akan menurun menjadi 21 persen. Setelah Asia , nampaknya potensi ledakan penduduk akan terjadi di Afrika, mengingat angka CDR mapun TFR sangat tinggi dan melampui batas.
Penggunaan alat kontrasepsi untuk menurunkan kelahiran sangat efektif di Negara maju tapi sebaliknya sangat lamban di Negara berkembang karena factor sumberdaya baik manusia maupun keuangan dan komitmen pemerintah. Kesemuanya akan berimbas pada kondisi pendidikan, kesempatan kerja, kemiskinan dan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga:DPC PDIP Subang Mulai Aksi Gotong Royong Cegah Covid-19Tangani Korona, Dewan Dorong Penyesuaian APBD
Struktur umur penduduk dunia dari tahun 2018 hingga 2050, pada umur kurang dari 15 tahun akan menurun secara relative, termasuk kategori umur 15-24 tahun juga dicresing dan umur 25-64 tahun relative stabil, kemudian pada usia 65 tahun keatas mengalami peningkatan drastis. (*)