SUBANG-Kebijakan lockdown menjadikan eksodus bagi warga Subang. Pasalnya, warga Subang yang bekerja di Jakarta akan kembali ke Subang, dikarenakan tidak mendapatkan penghasilan. Sementara daerah Jakarta dan sekitarnya masuk dalam zona merah.
Kepala Satuan Pelayanan Terminal Tipe A Subang, Bambang Argo mengatakan, imbauan dari Dirjen Perhubungan Darat mengenai larengan mudik sementara, pihak Terminal Tipe A Subang hanya menerima penumpang saja.
“Biasanya, Dirjen Perhubungan Darat mengimbau langsung ke PO Bus langsung. Kalau sudah ada imbauan seperti itu, PO bus diharap bisa menaatinya. Terminal Subang kan hanya sebagai terminal penerima penumpang,” ujarnya.
Baca Juga:APD IjonUji Lab PDP Meninggal di RSUD Subang Belum Diketahui
Dijelaskan Argo, estimasi warga Subang yang mudik baik dari Jakarta atau Bandung dalam Lebaran 2020 ini mungkin bisa sangat menurun dari 100 persen, bahkan bisa hanya 5 persen saja. Sudah ada imbauan larangan mudik.
Perharinya saat ini, ada warga Subang yang bekerja di Jakarta dan pulang kembali. Pihaknya melakukan upaya pengecekan dengan thermogun terhadap para penumpang yang turun. “Masih ada sih hanya hitungan jarilah jumlahnya perharinya, tapi tetap kita cek dengan thermogun,” ujarnya.
Ditegaskan Argo, kepada PO bus untuk menyediakan hand sanitizer dan juga penumpang memakai masker. Imbauan tersebut sudah sering dilakukan ke pihaknya oleh PO Bus.
“Jumlah PO bus yang ada masuk ke Subang ada PO Kramat Jati 35 bus, Warga baru ada 55 bus, Ac prima 5 bus, Damri ada 4 bus. “Dari keseluruhan bus, yang ada yang aktif hanya 7 bus saja urusan Jakarta-Subang,” ujarnya.
Desa Bentuk Satgas
Hingga saat ini upaya-upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terus diupayakan oleh berbagai lapisan pemerintahan dan sebagian masyarakat. Namun masih saja ada beberapa bagian masyarakat lainnya yang justru masih belum teredukasi, bagaimana menghadapi situasi seperti sekarang ini.
Beberapa orang yang justru memanfaatkan situasi sekarang dengan mudik atau pulang kampung misalnya. Pemudik adalah salah satu golongan sebagian orang yang dianggap belum teredukasi menghadapi situasi seperti sekarang ini, bahkan dianggap meresahkan.