Enceng menuturkan, dari sektor pangan seperti kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe saja yang secara sederhana masih impor ke luar negeri, karena kedelai lokal miliki bangsa kita belum optimal memenuhi karakteristik produk yang cocok untuk dibuat tahu dan tempe.
Ekonomi akan terhambat
Begitu pula bahan baku produk lainnya, meskipun dapat dibuat menjadi produk tersebut masih terkendal dengan kualitas yang kurang begitu disukai masyarakat, belum lagi pada jenis pangan lainnya.
“Begitupula dengan sektor ekonomi mikro seperti UMKM yang ternyata masih banyak yang lesu karena macetnya pendanaan atau permodalan yang menyebabkan terhambatnya produksi pada produk lokal bahkan masih jauh dari harapan untuk meningkatkan kualitas produknya itu sendiri,” jelasnya.
Baca Juga:DLHK Usulkan Rp15 Miliar untuk Bantuan Tidak TerdugaGMBI Sumbang Rp1 Miliar untuk Penanganan Covid-19
Dia mengatakan, sudah saatnya musibah yang saat ini dialami bangsa Indonesia menjadi sebuah pekerjaan rumah yang harus dijadikan pelajaran dan dievaluasi untuk dilakukan perubahan. Bukan hanya sebatas wacana saja namun agar kedepannya Indonesia mampu menjadi negara yang mandiri dalam sektor-sektor penting.
“Sehingga ketika ditimpa musibah yang tidak terduga bangsa kita siap menjaga dan melindungi seluruh segenap rakyat Indonesia sebagaimana yang termuat dalam UUD 1945 sebagai jaminan kepada para pahlawan dulu, minimalnya sejahtera dalam hal keterediaan pangan dan terjaminnya akses kesehatan bagi masyarakat,” pungkasnya.(ysp/vry)