Dinkes Tunggu Hasil Swab Test
NGAMPRAH-Satu keluarga asal Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat (KBB) dilaporkan tengah mendapat perawatan di ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, KBB.
Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB menyampaikan, dari hasil tracing pihak Dinkes, keluarga tersebut diduga terpapar virus korona dari salah satu jemaat kegiatan keagamaan di Hotel Lembang Asri pada awal Maret lalu.
Sekertaris Dinkes KBB, Nanang Ismantoro mengatakan, satu keluarga itu berjumlah 6 orang. Pasien pertama yang dinyatakan positif dari keluarga itu yakni seorang pria berusia 40 tahun. Saat ini pasien tersebut dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Baca Juga:HUT ke-72 Kabupaten Subang, Banyak Doa dan HarapanWarga Pilih Gabug Jadi Jalur Alternatif
Sementara 5 anggota keluarga lainnya saat ini tengah menjalankan perawatan di ruang isolasi RSUD Cililin.
5 anggota itu, istri dari pasien pertama, 3 anaknya dan ibunya. “Iya betul, itu satu keluarga jumlahnya ada 5 orang. 3 orang anak, ibu dan neneknya,” kata Nanang saat dihubungi, Rabu (1/4).
Nanang menambahkan, tiga orang anak dari keluarga itu, satu di antaranya yang masih berusia balita positif Covid-19. Sedangkan dua anak yang lain berstatus Orang dalam Pemantauan (ODP). Meski demikian, ketiga anak tersebut, dipastikan dalam kondisi baik.
“Kedua anaknya tidak ada yang mau menampung jadi dirawat di rumah sakit.
Anaknya ada yang usia 7 tahun, 12 tahun tapi itu kondisnya sehat. Cuma yang satu berusia 4 tahun yang positif dari hasil rapid test,” ujar Nanang.
Untuk memastikan positif atau negatifnya, Nanang masih menunggu hasil swab test terkait balita tersebut.
Selain seorang balita, neneknya atau ibu dari pasien positif pertama itu juga dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Menurut Nanang, dilihat dari hasil rontgen, kondisi paru-paru nenek tersebut sudah kronis.
Baca Juga:Pengajuan PSBB di Jabar Berdasarkan Peta Persebaran COVID-19Gugus Tugas Desa Siaga di Jabar Bahu-membahu Cegah COVID-19
Kelima pasien tersebut, kata dia, dirawat di RSUD Cililin karena ruang isolasi di rumah sakit rujukan, dalam hal ini RSHS Bandung, kapasitasnya sudah penuh.
“Padahal satu orang pasien (neneknya) berusia 70 tahun sudah memerlukan tindakan yang lebih lanjut karena ada gangguan paru-paru dan harusnya memang dirujuk, tapi karena RSHS penuh terpaksa kita yang merawat,” sebut Nanang.