“Harapannya jika semakin banyak sampel yang masuk, prosesnya bisa semakin cepat agar lebih banyak yang bisa dikerjakan. Lebih menghemat tenaga kalau alat dan bahannya tersedia,” tuturnya.
Di usia tergolong muda yakni 24 tahun, Aulia kini menambah jam terbangnya dengan memeriksa sampel COVID-19. Meski begitu, Aulia berujar, dirinya sudah terbiasa menangani TB dan HIV.
“Malah lebih berbahaya TB karena dikultur dan itu (partikel) aerosol (menular lewat udara),” kata Aulia yang bekerja di Labkesda Jabar sejak Januari 2019.
Baca Juga:Pandemi COVID-19 dari Balik Kaca LaboratoriumGubernur Jabar Harap MUI Pusat Pertimbangkan Fatwa Haram Mudik
“Yang pasti saya harus selalu menjaga kesehatan, makanan, gaya hidup, higienisnya. Pulang ganti baju dan mandi, karena selain melindungi diri sendiri saya juga harus melindungi keluarga.”
“Keluarga sudah tahu (risiko pekerjaan), sebelum sampel COVID-19 juga saya mengerjakan TB dan HIV jadi mereka tahu safety precaution saya di kantor dan menerima (pekerjaannya),” ucap Aulia.
Adapun Labkesda Jabar sebagai salah satu laboratorium pemeriksa COVID-19 di Jabar sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/214/2020 memenuhi syarat utama adanya laboratorium Biosafety Level-2 (BSL-2).
Bagi tim yang mengerjakan sampel COVID-19, Labkesda Jabar dengan sertifikat Biosafety Laboratory 2 Plus dari World Health Organization (WHO) ini pun menerapkan prosedur ketat, mulai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat proses ekstraksi, cuci tangan, memakai masker (diganti yang baru) setelah dari ruang ekstraksi, dan anjuran untuk mandi setelah mengerjakan ekstraksi.
Labkesda Jabar pun sudah dilengkapi sertifikat Terakreditasi Penuh dari Komite Akreditasi Laboratorium Kesehatan Kementerian Kesehatan RI serta sertifikat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional atas penerapan secara konsisten SNI ISO/IEC 17043:2010.
Selain bicara soal kesiapan alat dan petugas laboratorium, Labkesda Jabar juga terus berupaya meningkatkan sistem yang ada, termasuk dengan menggandeng Jabar Digital Service dan Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat. Tim yang terakhir disebut, merupakan kerja sama antara Labkesda Jabar, Tim Support, ITB dan Unpad.
Koordinator Tim Support Tim Tanggap COVID-19 Jawa Barat Amalia Ulfah Sandra mengatakan, sebanyak lima orang anggota Tim Support termasuk dirinya telah menjadi relawan non medis di Labkesda sejak 15 Maret lalu.